Ini Korelasi Tahu dan Tempe dengan Kurs Rupiah

Jumat, 30 Juli 2021 – 22:06 WIB
Pengrajin tempe. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, KUDUS - Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali meroket.

Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf menyatakan kenaikan terjadi setelah sebelumnya kedelai impor sempat turun menjadi Rp 9.850 per kilogram.

BACA JUGA: 4 Khasiat Rutin Minum Susu Kedelai Campur Madu, Luar Biasa

Menurut dia, saat ini harga kedelai naik lagi menjadi Rp 9.950 per kilogram, sedangkan permintaan juga cenderung turun.

"Kenaikan harga jual kedelai tersebut terjadi sejak satu pekan terakhir setelah sebelumnya sempat turun harga dari harga jual tertinggi pada akhir Mei 2021," kata Amar di Kudus, Jumat.

BACA JUGA: Pengrajin Tahu Tempe di Kendal Terima Subsidi Distribusi Kedelai

Pada akhir Mei 2021, kata dia, harga komoditas impor tersebut sempat melambung hingga mencapai Rp 10.750 per kilogram, kemudian berangsur turun menjadi Rp 9.650 per kilogram.

Akan tetapi, pekan kedua Juli 2021 kembali naik menjadi Rp 9.850 dan saat ini naik lagi menjadi Rp 9.950 per kilogram.

BACA JUGA: Kemendag Beberkan Alasan Kenaikan Harga Kedelai Impor

Amar mengakui belum bisa memastikan penyebab fluktuasi harga jual kedelai impor tersebut. Sebelumnya, kata dia, fluktuasi harganya disebabkan karena naiknya indeks perdagangan dan pengaruh USD.

Sementara itu, untuk permintaan, dia menduga karena kondisi pasar belum stabil mengingat sejak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga PPKM level 4 banyak pelaku usaha kuliner yang belum bisa berjualan secara normal.

"Untuk stok kedelai impor sendiri tersedia cukup karena di gudang ada 40-an ton kedelai. Jumlah tersebut juga masih bisa ditambah karena dari distributor tersedia melimpah," beber Amar.

Dinas Pasar Kabupaten Kudus sendiri selama PPKM terpaksa menutup pasar tiban berskala besar di beberapa lokasi, meskipun akhirnya ada yang dibuka kembali dengan pemantauan ketat dalam penerapan protokol kesehatannya.

Sementara jumlah pedagang di masing-masing pasar tiban juga banyak sehingga permintaan tahu dan tempe juga akan berdampak.

Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus sendiri diperkirakan mencapai 300-an pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, Mejobo dan Jati.

Kedelai impor merupakan bahan utama untuk pembuatan tahu tempe di Indonesia. Naiknya harga kedelai impor akan berdampak pada dua lauk mayoritas masyarakat Indonesia itu. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler