jpnn.com - JAKARTA - Satu bagian terpenting dalam hal pengamanan Presiden adalah ajudan. Seiring bergantinya Presiden, maka otomatis ajudan juga akan berganti.
Ajudan adalah pengawal presiden yang paling personal. Posisi ajudan lebih dekat dari pengawal pribadi, dan tidak jarang bersentuhan langsung dengan kehidupan pribadi Presiden selaku pemimpin bangsa.
Untuk mengawal Presiden dan Wapres dalam jarak yang sangat dekat, Sekretaris Militer pun menyiapkan orang-orang terbaik dari empat matra. Yakni, TNI AD, AL, AU, dan Polri. Sekmil menyiapkan 16 orang, dan presiden memilih masing-masing satu orang dari perwakilan matra. Alternatif pilihan yang sama diberlakukan pada Wapres, Ibu negara, dan Ibu Wapres.
Kapuspen TNI Mayjen Mochamad Fuad basya menjelaskan, nama-nama calon ajudan sudah disiapkan dan diajukan kepada Jokowi maupun Jusuf Kalla.
BACA JUGA: Romy Klaim PPP Partai yang Pertama Dukung Jokowi Nyapres
"Untuk nama-nama tidak bisa dipublikasikan, karena sebagian dari mereka nanti tidak terpilih. Tidak etis," ujarnya saat dikonfirmasi kemarin.
Saat ini maupun beberapa hari ke depan, operasional Jokowi masih akan dibantu oleh ajudan lamanya yang mendampingi sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta. Jika sudah ditunjuk, Panglima TNI dan Kapolri akan mengeluarkan surat penugasan untuk perwira tersebut.
Fuad menjelaskan, calon ajudan Presiden diambil dari perwira menengah terbaik berpangkat Letkol (AKBP untuk polisi) senior. Sengaja diambil dari yang senior, karena begitu resmi menjadi ajudan, pangkatnya akan langsung naik satu tingkat menjadi Kolonel (Kombespol). Usianya berkisar 40-an tahun.
Karena ajudan merupakan perwira terbaik, maka seleksinya pun sangat ketat. Fuad menjelaskan, ada tiga syarat kecakapan utama seorang perwira bisa menjadi calon ajudan. Kecakapan itu terangkum dalam istilah Trisakti Wiratama . Yakni, Tanggap, Tanggon, dan Trengginas.
Ketiga hal itu harus dimiliki prajurit dalam level yang terbaik dibandingkan para prajurit lainnya. "Tanggap artinya berintelektual baik, tanggon artinya berkepribadian baik, dan trengginas berkaitan dengan kemampuan fisik yang baik termasuk postur tubuh," urainya.
Dalam hal tanggap, calon ajudan harus pandai dan berwawasan luas. Minimal, dia juga harus menguasai dua bahasa asing termasuk bahasa Inggris. Selain itu dia juga harus mampu mengambil keputusan dengan cepat sekaligus tepat dalam kondisi apapun.
Kemudian, aspek tanggon mencakup kepribadian perilaku. Selama berdinas di militer maupun kepolisian, catatan perilakunya harus bersih.
Dia juga harus supel, pandai bergaul, komunikatif, ramah, sabar, namun juga harus bisa tegas. Karena itu, tes psikologi terhadap calon ajudan dilakukan dengan ketat.
Terakhir, aspek trengginas adalah representasi kemampuan perwira tersebut dalam melindungi Presiden secara fisik. "Kemampuan beladiri, menembak, maupun skill lain yang diperlukan dalam melindungi seseorang harus bagus," tutur Fuad.
Biasanya, kemampuan semacam itu tidak cukup hanya mengandalkan pendiidkan normatiF di kesatuan masing-masing. Perwira yang memenuhi syarat tersebut bisa dipastikan pernah menambah jam belajarnya di luar kesatuan. Misalnya kemampuan bahasa dan beladiri.
Fuad menambahkan, calon ajudan presiden tidak harus berasal dari satuan khusus. Dari kesatuan manapun, asalkan memenuhi syarat dan menjadi yang terbaik di antara para peserta seleksi, maka akan dipilih.
BACA JUGA: Jokowi Harus Jamin Pejabat tak Ketakutan
"Kami ajukan dua, tiga, alternatif terbaik. Nanti Presiden yang akan memilih, dan di dalam penunjukannya ada unsur subjektivitas pribadi Presiden," tambahnya.
Kemampuan yang serba terbaik itu membuat ajudan Presiden memiliki masa depan yang cukup cerah. Selepas menjadi ajudan, hampir pasti karirnya akan berlanjut ke perwira tinggi, bahkan menjadi pimpinan di institusi masing-masing, baik TNI maupun Polri.
Beberapa nama sudah membuktikannya. Yakni, Kapolri Jenderal Sutarman (mantan Ajudan Gus Dur) dan Mantan KSAD Jendral (Pur) Pramono Edhie Wibowo (mantan Ajudan megawati). Ada pula Kalemdikpol Komjen Budi Gunawan (Megawati), Kabaharkam Komjen Putut Eko Bayuseno (ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), dan Kadivpropam Polri Irjen Syafruddin (ajudan Wapres Jusuf Kalla). (byu)
BACA JUGA: Calon Menteri Orang Dekat Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Harus Hilangkan Mentalitas 7 Persen
Redaktur : Tim Redaksi