jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak 150 personel Search and rescue (SAR) gabungan dikerahkan dalam proses pencarian Erri Yunanto, 21, yang dilaporkan terpeleset ke kawah Gunung Merapi pada Sabtu (16/5) lalu. Ia terpeleset setelah berfoto di atas batu yang terletak di bibir kawah.
Tim tersebut terdiri dari TRC BPBD Boyolali, SAR Boyolali, SAR Klaten, SAR Daerah Istimewa Jogjakarta, Mapala, Taman Nasional Gunung Merapi dan relawan.
BACA JUGA: Pak Tua Ini Masih Telepon Beberapa Pejabat, Nadanya Marah
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, tim SAR telah berada di kawah Merapi. Proses pencarian pun telah dimulai sejak Minggu pagi. "Ada tiga Search Rescue Unit (SRU) yang telah berada di bibir kawah," ungkap Sutopo di Jakarta, kemarin (17/5).
Ketiga tim, lanjut dia, terdiri dari 12 orang. Tim tersebut telah mulai merintis jalur dan memasang tali ke bawah (dalam kawah) untuk proses pencarian. Pembagiannya, enam orang diterjunkan ke arah kawah, untuk merintis jalur.
BACA JUGA: Pak Try Ingatkan Zulkifli Hasan Agar Disiplin Waktu
Sementara enam lainnya bertugas sebagai anchor di bibir kawah, untuk memegang tali. Pergantian personel dibagian atas dikoordinir dari poskodal Selo.
"Posisi terakhir dilaporkan, tim sudah berada pada 50 meter dari bibir kawah. Korban diperkirakan berada di kedalaman 300 meter dari bibir kawah," tuturnya.
BACA JUGA: Ini Calon Pengganti Puan Maharani
Rencananya, tim akan menggunakan teknik vertical rescuer. Teknik ini biasa digunakan pada medan curam atau vertical, baik kering ataupun basah untuk memindahkan korban dari bawah ke atas atau sebaliknya.
Diakui Sutopo, proses pencarian mengalami banyak hambatan. Mulai dari medan yang cukup berat hingga angin kencang di puncak kawah. Belum lagi, Suhu di kawah sekitar 160-420 derajat celcius. "Tim SAR yang tadinya akan bermalam di puncak diputuskan turun 200 meter karena angin kencang. Sekalian isi logistik," tuturnya.
Di sisi lain, lanjut dia, Tim SAR pun harus berlomba dengan waktu. Sebab, Badan Geologi telah mengeluarkan peringatan agar pemasangan alat dilakukan sebelum pukul 12.00 WIB. Hal ini lantaran adanya pengaruh sinar matahari pada gas beracun yang dikeluarkan dari kawah.
Korban yang merupakan mahasiswa tingkat tiga di Universitas Atma Jaya dilaporkan berangkat pada 15 Mei 2015 pukul 19.00 WIB. Ia berangkat bersama enam orang rekannya dari rumah korban di Sleman.
Pukul 22.00 WIB, korban dan rekan-rekannya sampai di Basecamp New Selo. Satu jam berikutnya, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke puncak Merapi. Dalam perjalanan, beberapa orang harus berhenti karena kelalahan. Hanya dua orang yang meneruskan perjalanan dan berhasil sampai di puncak Merapi.
Mereka tiba pada Sabtu pukul 09.30 WIB. Pada pukul 11.00 WIB, korban berfoto di atas sebuah batu terlebih dahulu sebelum turun dari puncak. Saat turun, ia kemudian terpeleset dan dinyatakan hilang hingga saat ini. (mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UU TNI Tak Mengatur Syarat Keperawanan
Redaktur : Tim Redaksi