Ini Manfaat Penting Storytelling Untuk Perkembangan Karakter Anak

Kamis, 01 Oktober 2020 – 04:27 WIB
Tanoto Foundation. Foto: dok. TF

jpnn.com - Tanoto Foundation mengadakan diskusi bertema Manfaat Storytelling Untuk Perkembangan Karakter Anak pada Rabu, (30/9) secara daring. Acara ini sekaligus sebagai bentuk dukungan bagi pemerintah dalam mewujudkan anak-anak Indonesia yang cerdas.

Eddy Hendry, Head of Early Childhood Education and Development Tanoto Foundation mengatakan bicara soal literasi sebenarnya bukan hanya kemampuan membaca  tetapi juga memahami membaca.

BACA JUGA: Storytelling agar Semakin Percaya Diri

"Saat ini belum banyak diterapkan kebiasaan membaca di usia dini. Apalagi sekarang anak-anak lebih akrab dengan gadget, dan kebiasan mendongeng juga berkurang. Kami ingin ada gerakan literasi Indonesia Cinta Membaca, memastikan agar anak-anak punya kebiasaan membaca usia dini," ujar Eddy.

Salah satu kegiatan Indonesia Cinta Membaca adalah dengan mengadakan kompetisi membaca, di mana membaca bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan.

“Tujuan utama kami adalah ingin setiap anak mencapai potensi penuh belajar mereka dan ini selaras dengan dukungan kami pada pemerintah untuk menekan angka stunting. Bicara stunting bukan soal gizi saja tapi juga aktifnya pola asuh dan kualitas pengasuhan orangtua dan di sekolah,” jelas Eddy.

BACA JUGA: Covid-19 Tak Menghalangi Tanoto Foundation Memberikan Ratusan Beasiswa lewat Program Teladan

Menurut Eddy, membaca adalah salah satu stimulasi untuk memaksimalkan perkembangan otak anak. Di negara-negara maju, minat baca sudah dimulai jauh sebelum mereka bisa membaca. 

Hasilnya, anak-anak yang suka membaca tidak memiliki kesulitan ketika bersekolah. Sebaliknya, anak yang tidak suka membaca ternyata dikaitkan dengan tingkat kriminalitas yang cenderung lebih tinggi ketika mereka dewasa.

BACA JUGA: Balitbang Kemenhub Gandeng ITS Kaji Strategi Pemulihan Transportasi di Kala Pandemi

Satria Dharma, penggagas Gerakan Literasi Sekolah menambahan perlu adanya kesadaran akan pentingnya penguasaan literasi membaca sejak dini oleh semua pihak.

“Reading is the heart of education. Anak yang tiap hari sekolah tapi tidak membaca, sebenarnya dia tidak mendapat pendidikan. Tidak ada gunanya guru berbicara dan mengajar setiap hari, karena dengan hanya mendangar maka anak-anak tidak mendapat pendidikan,” serunya.

Menurut Dharma, sebenarnya anak-anak Indonesia memiliki minat baca yang sama besarnya dengan negara lain.

Lalu apa masalahnya? Ternyata sejak kecil, dan selama sekolah, anak-anak Indonesia tidak diwajibkan membaca buku.

"Bandingkan dengan di Thailand. Siswa SMA di sana wajib membaca 5 judul buku, di Amerika Serikat 32 judul buku. Di SMA Indonesia, 0 judul. Ini fakta yang sangat menyakitkan. Jadi anak-anak kita rabun membaca dan tidak menulis. Prestasinya rendah, dari  41 negara, kita hanya peringakt 39 PISA,” papar Dharma.

Karena itu, Tanoto Foundation memulainya dengan pelatihan storytelling bagi pengajar PAUD di beberapa kota, seperti Jakarta, Kutai Kartanegara dan Pandeglang.

Tanoto Foundation juga  bekerja sama dengan Nila Tanzil, Pendiri Taman Bacaan Pelangi, serta mengajak organisasi-organisasi lain untuk menjadi gerakan bersama. Kegiatannya antara lain storytelling di sosial media seperti Intagram Live setiap minggu.

Membangun minta baca sejak dini sangat penting untuk tumbuh kembang anak dan memengaruhi masa depan anak saat dewasa.  Membaca 15 menit ternyata memperkaya kosa kata anak hingga 1 juta kata setiap tahunnya. Anak yang rajin membaca ternyata satu tahun lebih maju. Selain itu membantu meningkatkan IQ anak hingga 6 poin.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler