jpnn.com - Oahraga merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh semua orang, termasuk mereka yang terkena HIV/AIDS. Ya, meski memiliki virus mematikan di dalam tubuh, penderita HIV/AIDS tetap tidak boleh meninggalkan olahraga agar kualitas hidupnya terus terjaga.
Meski begitu, penderita HIV/AIDS harus mampu memilih jenis olahraga yang tepat. Ini karena mereka sangat mudah merasa lelah dan kesulitan bernapas, sehingga pemilihan olahraga yang tidak tepat justru bisa membawa dampak yang kurang baik.
BACA JUGA: 15 Tahanan Mengidap HIV Aids
Olahraga untuk HIV/AIDS
Olahraga yang tepat penting untuk dilakukan agar kondisi tubuh tetap baik. Namun, sebelum mulai berolahraga, penderita HIV/AIDS sangat dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.
BACA JUGA: Mayoritas Penderita HIV AIDS Sekitar 25-29 Tahun
Saat berkonsultasi, sebutkan masalah yang dimiliki dan pertimbangkan status kesehatan saat ini. Jangan lupa juga untuk mengatakan kondisi medis lain, agar dokter bisa benar-benar menentukan jenis olahraga yang paling sesuai.
Dokter mungkin akan menyarankan penderita HIV/AIDS untuk melakukan olahraga ketahanan dan aerobik, sebagaimana dikatakan oleh US Department of Veteran Affairs.
BACA JUGA: Ada 600 Pasien AIDS Baru di Rumah Sakit
Olahraga ketahanan
Latihan ketahanan bisa membantu penderita HIV/AIDS untuk mengimbangi otot yang “dilahap” penyakit tersebut. Sebab, latihan ketahanan dapat membantu membentuk masa otot dan meningkatkan kekuatan tubuh secara menyeluruh.
Latihan kekuatan melibatkan pengerahan kekuatan dengan memindahkan (mendorong atau menarik) objek berat. Untuk ini, Anda bisa mengangkat barbel atau beban di pusat kebugaran. Jika ingin praktis, benda-benda di rumah juga bisa dimanfaatkan, misalnya mengangkat ember berisi air. Di sisi lain, Anda dapat menggunakan berat badan Anda sendiri dalam latihan, seperti push-up atau pull-up.
Aerobik
Latihan aerobik baik untuk penderita HIV/AIDS karena dapat membantu menguatkan paru-paru dan jantung. Pada gilirannya, olahraga jenis ini akan meningkatkan seberapa banyak darah dan oksigen yang dipompa jantung ke otot.
Beberapa jenis olahraga aerobik yang bisa dijadikan pilihan adalah joging, lari, berenang, dan bersepeda.
Para ahli menyarankan para penderita HIV/AIDS untuk berolahraga 30 menit dalam sehari sebanyak lima kali seminggu. Jika terlalu berat, Anda bisa melakukannya secara bertahap, hingga mencapai 150 menit per minggu, yang penting, konsistensi.
Tetap perhatikan kondisi
Jangan biarkan olahraga membuat lupa akan adanya penyakit HIV/AIDS. Karenanya, jika mulai terasa lelah dan kehilangan energi, penderita HIV/AIDS sangat dianjurkan untuk:
1.Minum
Minumlah sebelum, selama, dan setelah berolahraga. Ketika merasa haus, Anda sudah kehilangan cairan dan elektrolit penting. Jika tidak minum, dehidrasi sangat mungkin terjadi.
2. Konsumsi makanan sehat
Berolahraga kadang membuat otot menjadi lemah. Penderita HIV/AIDS membutuhkan makanan yang sehat, agar pasokan gizi selalu memadai untuk membangun kembali otot-otot di dalam tubuh Anda.
3.Tidur cukup
Para ahli menyatakan bahwa tidur 7–8 jam dalam sehari adalah cara terbaik untuk kesehatan setiap orang, termasuk penderita HIV/AIDS. Ini karena saat tidur tubuh akan 'membangun' kembali yang sebelumnya rusak atau hilang karena olahraga.
Jangan biarkan HIV/AIDS benar-benar mengendalikan hidup Anda. Lakukanlah upaya agar kondisi tubuh tetap terjaga dan kualitas hidup tetap pada taraf yang semestinya. HIV/AIDS memang tidak bisa disembuhkan, namun dapat dikendalikan.(NB/ RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Curhat Pelaku Homoseksual yang Akhirnya Derita AIDS
Redaktur & Reporter : Yessy