Ini Pengakuan Djarot ke Polisi Usai Diusir dari Masjid

Jumat, 14 April 2017 – 21:12 WIB
Djarot Saiful Hidayat. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Perlakuan tak mengenakkan dialami Calon Wakil Gubernur DKI Djarot S Hidayat. Pendamping Basuki T Purnama alias Ahok di pilkada DKI itu diusir usai jumatan di Masjid Al Atiq, Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/4).

Kabarnya, ada pengurus masjid dan sejumlah jemaah yang mengusir Djarot usai jumatan. “Usir, usir!” kata beberapa jemaah berteriak.

BACA JUGA: Ahok Unggul saat Jelaskan Program, Sayang Malah Tampil Menyerang

Ucapan itu ditimpali takbir oleh jemaah lainnya. “Allahu Akbar, Allahu Akbar.”

Namun, Djarot meninggalkan masjid itu dengan wajah tersenyum. Dia bahkan tetap dengan ramah menerima permintaan warga yang ingin berfoto atau bersalaman dengannya meski teriakan pengusiran masih menggema.

BACA JUGA: PPP Akhirnya Pilih Dukung Ahok-Djarot

Mantan wali kota Blitar itu mengatakan, awalnya jemaah masjid menerima kehadirannya. Namun, orang yang tidak suka dengannya tampaknya mulai terusik ketika banyak warga mulai berfoto dan salaman dengannya sebelum salat dimulai.

Namun, suasana itu berubah saat seseorang yang didugan takmir masjid mulai berpidato. Setelah menyampaikan laporan keuangan, pidato menjadi provokatif.

BACA JUGA: Anies Hadapi Hari Terakhir Kampanye Tanpa Jurus Khusus

Dia mengatakan bahwa memilih pemimpin nonmuslim adalah munafik. Djarot sebenarnya tidak mempermasalahkan takmir mau mengucapkan apapun terhadap dirinya.

“Tetapi, apakah boleh memolitikkan masjid seperti itu?” ujar dia.

Djarot menambahkan, dia tidak tahu masjid mana saja yang menolaknya. Tetapi, sebagai muslim dia merasa boleh salat Jumat di mana pun.

“Setiap mau jumatan, kami selalu mencari masjid yang satu jalan dengan agenda selanjutnya. Kebetulan, kami ada acara di Ciracas,” imbuhnya.

Terpisah, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan mengatakan, dia telah mengklarifikasi ke Djarot soal aksi penolakan itu. Namun, Djarot benar-benar tidak mau memperpanjangnya.

Dia lebih memilih untuk mengatakan tidak ada kejadian apapun pada polisi. Namun, polisi mengantongi laporan dari intelijen meski Djarot tak melapor.

"Itu cer‎itanya pak Djarot melaksanakan salat, dan tidak ada masalah. Sampai selesai juga tidak ada masalah. Dan tidak ada spanduk penolakan itu, tidak ada. Ya kan, anggota kan ada di sana," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (14/4).?

Iwan menambahkan, awalnya tidak ada suara-suara penolakan terhadap calon wakil gubenur bernomor urut dua itu. Cuma pada saat jumatan selesai dan Djarot beranjak pulang, ada suara-suara dari dalam masjid.

“Nah, dari dalam masjid ada yang teriak teriak, 'pilih nomor tiga pilih nomor tiga’. Itu aja yang ada di lapangan," bebernya.??

Masyarakat, kata dia, hanya meneriakkan nomor tiga. Sedangkan pengusiran dan penolakan terhadap Djarot tidak ada.

"Buktinya Pak Djarot kan salat. Hanya memang, pada saat terakhir beliau pulang, warga teriak teriak, pilih nomor tiga pilih nomor tiga. Begitu," ucapnya.(elf/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Memang Unggul di Debat, Sayang Sandi Sempat Gagap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler