jpnn.com - TANGERANG - Para peserta Indonesian Science Enterprise Challenge (InaSEC) 2014 mempresentasikan produk yang mereka buat selama 24 jam dengan anggaran Rp 400 ribu dihadapan juri. Produk yang dihasilkan harus bisa menjadi solusi terkait masalah tingginya penyakit atau kematian oleh nyamuk.
Salah satu peserta InaSEC 2014, Fernaldy Soegianto menyatakan, ada kendala dalam mencari ide. "Kan baru dikasih case study-nya jadi nyari idenya itu susah," katanya di Hotel Aryaduta Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Minggu (1/6).
BACA JUGA: Masih Ada 400 Kursi Kosong di UI
Menurut Fernaldy, sempat terjadi perbedaan pendapat. Mereka mengakali hal itu dengan berkomunikasi sehingga bisa menyatukan pikiran.
"Kita coba buka diri saja kayak kasih pendapat masing-masing. Kalau perbedaan pendapat coba diskusi cari jalan terbaik. Kita tahu kalau menang, kita menang bareng-bareng. Mikirnya enggak boleh ada konflik," ujar Fernaldy.
BACA JUGA: Status Siswa 6 SMK Terancam Tak Diakui
Namun demikian, Fernaldy menambahkan, acara InaSEC 2014 sesuatu yang menarik. Karena lewat acara ini, pelajar dari IPEKA International Jakarta itu bisa membuat sebuah business plan (perencanaan bisnis). "Kita sanggup bikin business plan, awalnya ragu tapi ternyata kita sanggup," ucapnya.
Peserta lainnya bernama Nico menyatakan, yang menarik dari acara InaSEC adalah tantangan untuk membuat sebuah produk dalam waktu 24 jam. Menurutnya, hal ini sesuatu yang jarang dilakukan. "Kegiatan yang menarik kita 24 jam (buat produk)," ucapnya.
BACA JUGA: Mahalnya Kuliah Kedokteran di Kampus Negeri
Nico menyatakan, kelompoknya memiliki kendala pada saat membuat produk. Namun pelajar dari Binus International School Serpong itu menyatakan, kelompoknya bisa menyelesaikan tugas.
"Yah kita bikin ide, kita dapat. Kembangkan ide itu, apa material, target dan profit, dan cost buat bikin. Kita mesti cari dan itu tidak gampang cari di internet untuk materialnya. Tapi akhirnya kita bisa dapat," tutur Nico.
Sementara peserta lainnya, Yohanna Vania mengungkapkan, InaSEC 2014 merupakan acara yang menarik. Karena dalam acara ini, ia bisa bertemu dengan para pelajar dari seluruh wilayah Indonesia.
"Menarik banget menurut gue karena asyik aja ketemu orang seluruh Indonesia. Dengan beda latar belakang terus kita kumpul dengan beda pikiran tapi satuin pemikiran kita. Tukar pendapat, gimana membentuk kelompok solid," ujar Yohanna.
Begitu disinggung soal mengerjakan produk dalam waktu 24 jam, Yohanna menyatakan, waktunya mepet. Namun kelompoknya tetap semangat untuk menyelesaikan tugas.
"Waktu juga mepet. Tengah malam sempat ngantuk, tapi mesti semangat. Kemarin jam tiga pagi istirahat," ucapnya.
Rekan satu tim Yohanna, Winda menyatakan, banyak kendala dalam proses pengerjaan tugas. "Banyak banget sebenarnya. Kita harus bikin konsep produknya dulu, bagaiman cara kerjanya, konsep, komponennya. Memang benar-benar harus dipikirkan lagi, jadi susah," tandasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Mahal, Pelayanan Kampus Belum Tentu Maksimal
Redaktur : Tim Redaksi