Ini Pentingnya Penyediaan Data Biota Laut Dilindungi dan Terancam Punah

Minggu, 31 Desember 2023 – 15:25 WIB
Ini Pentingnya Penyediaan Data Biota Laut Dilindungi dan Terancam Punah. Foto: dok. LSPL Serang

jpnn.com, PANDEGLANG - Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Serang Santoso Budi Widiarto mengatakan bahwa penyediaan data informasi jenis ikan dilindungi/terancam punah penting dilakukan.

Menurut dia, pendataan tersebut khususnya dilakukan pada jenis hiu, pari, dan sidat. Data tersebut bisa menjadi dukungan penentuan kuota pengambilan alam.

BACA JUGA: Kualitas Garam Legundi Lampung, LPSPL Serang Bantu Produksi dengan Bangun Rumah Prisma

"Ini sangat berkaitan dengan perdagangan jenis ikan dilindungi, bahkan BRIN akan meminta data ini juga," ujar Santoso, dalam keterangannya, Minggu (31/12).

Dia mengatakan kegiatan enumerasi merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi LPSPL Serang, termasuk pada  Pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetik, serta Pelaksanaan pemantauan lalu lintas perdagangan jenis ikan dilindungi.

BACA JUGA: Bea Cukai Sosialisasikan Pita Cukai Baru Bertemakan Biota Laut

Selama 2023, penyediaan data ini dilaksanakan di DKI Jakarta, dan Cilacap, untuk jenis hiu dan pari, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta dan Ngambur, Lampung untuk jenis penyu, dan Kabupaten Kaur, Bengkulu untuk jenis sidat. Lokasi-lokasi ini dipilih berdasarkan rekomendasi Rencana Aksi Nasional.

Masa pendataan yang dilaksanakan untuk masing-masing jenis berbeda, ini berdasarkan waktu puncak tertinggi kemunculan jenis tersebut. Jenis hiu dan pari dilaksanakan selama 11 bulan, yaitu dimulai sejak Februari sampai dengan Desember.

BACA JUGA: Begini Upaya KKP Melestarikan Keanekaragaman Hayati Laut

Sementara itu, jenis sidat dan penyu di Bantul, dimulai selama enam bulan, sejak April hingga September. Terakhir, pendataan penyu di Ngambur dilaksanakan mulai Juni sampai November.

Dari hasil penyediaan data penyu selama enam bulan di Bantul, penyu lekang (Lepidochelys olivacea) merupakan jenis terbanyak yang ditemukan, yaitu sebanyak tujuh kali.

Kemudian terdapat jenis penyu hijau (chelonia mydas) sebanyak dua kali, dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) satu kali. Sedangkan telur paling banyak ditemukan pada Mei, mencapai 1.409 butir, dan menetas paling banyak pada Juni, yaitu 568 butir. Dari keseluruhan, keberhasilan penetasan yang didapat dari lokasi Bantul dinilai cukup tinggi.

Di Ngambur, jenis penyu yang ditemukan hanyalah penyu lekang dan penyu hijau. Pendaratan penyu ditemukan sebanyak delapan kali dengan jumlah telur terbanyak di Oktober, mencapai 290 butir dan jumlah tukik yang berhasil hidup paling tinggi sejumlah 120 ekor pada Agustus.

Jenis sidat yang kerap ditemukan di Kabupaten Kaur, Bengkulu adalah jenis Anguila marmorata dan Anguila bicolor. Total pendaratan sidat selama kegiatan enumerasi berjumlah 1.696 ekor dengan berat 127.299 gram.

Sidat yang ditemukan di enam sungai besar yang tersebar di Kabupaten Kaur, ini secara keseluruhan sudah masuk fase dewasa dan didominasi jenis Anguila bicolor dan paling tinggi ada di September. Setelah ditangkap, jenis sidat akan dimanfaatkan sebagai bahan masak.

Pendaratan hiu dan pari di DKI Jakarta, khususnya dua terhitung cukup tinggi. Selama tahun 2023 saja, sejumlah 628.116 kg hiu dan pari sebanyak 8.033 kg.

Berdasarkan sampling, ada 27 jenis hiu dan 16 jenis pari, termasuk jenis Appendiks CITES seperti Carcharhinus falciformis, sampai ke famili Charcarhinidae yang baru masuk ke dalam list Appendiks setelah adanya CoP19.

Jenis yang paling mendominasi adalah Carcharhinus sorrah dengan persentase 27%. Sementara di Cilacap, produk yang dijual-belikan mulai dari daging segar, kulit, sirip, hingga tulang hiu dan pari. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler