Ini Penyebab Bayi Terlahir dengan Hanya Satu Mata di Kening

Jumat, 14 September 2018 – 15:03 WIB
Perawat bersama bayi mungil yang lahir tidak normal dengan mata satu. Foto : istimewa for pojoksatu

jpnn.com, MADINA - Bayi perempuan yang terlahir hanya dengan satu mata di kening pada Kamis (13/9/2018) akhirnya meninggal dunia sekira pukul 22.55 WIB.

Sang ibu bernama Suriyanti asal Kelurahan Kayu Jati, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, itu pun tak kuasa menahan tangis.

BACA JUGA: Bayi Terlahir dengan Hanya Mata Satu di Kening Itu Meninggal

Kelahiran bayi perempuan ini memang cukup menghebohkan warga setempat. Sebab, bayi ini juga terlahir tanpa hidung dan mata satu tepat berada di kening. Kondisi bola matanya juga membesar.

Meski lahir dalam kondisi tidak seperti bayi pada umumnya, namun bagian tubuh lainnya normal. Dia memiliki kepala, rambut, dua tangan dan kaki, lima jari lengkap serta anggota tubuh lainnya.

BACA JUGA: Bayi Ini Lahir dengan Hanya Satu Mata di Keningnya

Bayi malang ini merupakan anak kelima dari Suriyanti dan suaminya yang kini masih syok. Pasangan suami istri tersebut adalah pendatang asal Pulau Jawa dan bekerja sebagai penambang di kawasan Panyabungan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madina dr Syarifuddin Nasution yang datang langsung melihat kondisi bayi mengatakan, kejadian ini tergolong langka.

BACA JUGA: 4,5 Hektar Ladang Ganja Ditemukan di Pegunungan Tor Sihite

“Ini kasus ke-7 terjadi di seluruh dunia. Sebelum kejadian di Panyabungan ini (Indonesia), kasus yang sama terakhir terjadi di Mesir,” katanya.

Diutarakan Syariuddin, matanya memang satu dan kemungkinan besar cacat. Namun, cacatnya bagaimana harus melalui proses penelitian.

“Penyebab kejadian ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, secara medis dugaannya ada tiga faktor yang menyebabkan,” tutur dia.

Tiga kemungkinan faktor tersebut, sambung Syarifuddin, akibat virus rubella, merkuri atau zat kimia pertambangan dan obat-obatan.

“Kita khawatir kalau dirujuk ke rumah sakit lain atau ke Medan, meninggal dalam perjalanan. Artinya, ada faktor risiko kalau kita rujuk karena kondisi kesehatannya. Sebab, kondisi kesehatan umumnya masih diragukan dan dalam perawatan intensif,” sebut Syarifuddin.

Oleh karena itu, tambah dia, untuk beberapa hari ke depan bayi tersebut tetap dirawat di rumah sakit itu hingga kondisi kesehatan umumnya benar-benar normal.

“Kita akan berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan yang terbaik terhadap si bayi. Nantinya, kita juga akan memeriksa kondisi ibunya,” tukas Syarifuddin. (fir)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Pengakuan Zai Si Pemerkosa Mayat Perempuan di Madina


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler