jpnn.com - TANJUNG SELOR - Pemadaman listrik bergilir di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Tanjung Selor, beberapa hari terakhir, membuat warga gerah. Sejumlah massa dari organisasi Bundayati mendatangi kantor PLN, Kamis (11/9) pagi.
“Kami minta kapan kira-kira masalah pemadaman listrik ini segera teratasi, karena ini berkaitan dengan kerusakan barang-barang elektronik di rumah warga,” kata Penasehat Bundayati, Datu Buyung kepada Manajer PLN Rayon Tanjung Selor Mufid Arianto yang langsung menemui massa.
BACA JUGA: Sengketa Telukjambe tak Bisa Selesai dengan Demo Massa
Usai warga menyampaikan unek-uneknya, Mufid menjelaskan persoalan yang dihadapi PLN. Menurutnya, pemadaman bergilir terpaksa dilakukan mengingat beban puncak tidak sesuai dengan kemampuan PLN menghasilkan daya listrik.
“Beban puncak jika malam hari itu sekitar 8,4 mega watt (Mw), sedangkan yang kita mampu dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) saat ini 7 Mw. Jadi kita kekurangan sekitar 1,4 Mw," ungkapnya.
BACA JUGA: Pembunuh Ibu Hamil Diduga Idap Gangguan Jiwa
Mufid menyampaikan, konsumsi listrik di Tanjung Selor terus meningkat. Terlebih status daerah ini meningkat, selain Ibu Kota Kabupaten Bulungan kini menjadi ibu kota provinsi diyakini turut mendukung peningkatan konsumsi listrik karena banyak kantor pemerintahan berdiri.
Terkait solusi, lanjut dia, selain jangka pendek berupa perbaikan mesin pembangkit yang mengalami kerusakan, PLN juga mengusulkan pembangunan PLTU.
BACA JUGA: Papua Usul Tes CPNS Manual Belum Ditanggapi MenPAN-RB
“Salah satu perusahaan di Bulungan ini nantinya ingin membangun PLTU yang menghasilkan daya 7 Mw. 5 Mw akan digunakan oleh perusahaan tersebut dan 2 Mw akan dijual ke pihak PLN,” tandasnya.(*/keg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Gorontalo Diadukan ke DKPP
Redaktur : Tim Redaksi