Ini Penyebab Pria Lebih Cepat Sakit Jantung

Selasa, 12 November 2013 – 11:17 WIB

jpnn.com - TERLEPAS dari faktor usia maupun gaya hidup, para pria memang cenderung lebih cepat terkena serangan jantung dibanding wanita. Sebuah studi baru menjelaskan hal ini karena tubuh wanita lebih pandai mengatur sensitivitas insulinnya.

Studi ini memastikan jika kebanyakan wanita baru mengidap penyakit jantung 10 tahun lebih lambat dari pria. Terutama di antara orang-orang yang resisten terhadap insulin, wanita memang berpeluang lebih kecil untuk memiliki faktor risiko penyakit jantung dan diabetes, misalnya tekanan darah tinggi dan trigliserida. Pada akhirnya kondisi inilah yang menunda terjadinya penyakit jantung.

BACA JUGA: Membedong Hambat Perkembangan Pinggul Bayi

Perlu diketahui jika tak semua orang mengidap resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan sel-sel tubuh orang-orang yang memilikinya butuh hormon insulin lebih banyak untuk mengangkut glukosa dari darah.

Sebenarnya pada orang-orang yang mengidap resistensi insulin, kadar gula darah mereka awalnya normal-normal saja, namun dari waktu ke waktu tubuh mereka tak lagi mampu memproduksi insulin yang memadai agar kadar gula darahnya tetap stabil.

BACA JUGA: Kenali 9 Hal Pemicu Alergi dan Solusinya

Masalahnya hal ini akan membuat mereka rentan terkena sindrom metabolik, atau sekumpulan faktor risiko yaitu kadar gula darah, trigliserida dan tekanan darah tinggi yang tinggi, kadar kolesterol yang rendah serta lingkar pinggang yang besar, yang telah lama diketahui sebagai cikal-bakal diabetes dan penyakit jantung.

Untuk membongkar ada apa di balik kondisi ini, Dr. Sun Kim, pakar endokrinologi dari Stanford University Medical School dan rekan-rekannya mencoba melakukan percobaan dengan meminta 468 partisipan wanita dan 354 partisipan pria untuk berpuasa semalaman.

BACA JUGA: Kampanye Gosok Gigi Hemat Rp91 Miliar

Kemudian setiap partisipan diberi suntikan glukosa, insulin dan sebuah hormon yang mampu mencegah tubuh memproduksi insulinnya sendiri, lalu kadar gula partisipan diukur beberapa jam kemudian. Tes ini membuat peneliti mampu menentukan hubungan antara kadar insulin dengan gula darah dengan tepat.

Ternyata pada wanita berusia 50 tahun ke bawah tapi resisten terhadap insulin (kadar gula darahnya naik setelah makan), faktor risiko yang berkaitan dengan sindrom metabolik dan penyakit jantung takkan begitu banyak berpengaruh. Namun seiring dengan pertambahan usianya, keuntungan itu perlahan menghilang. Dan wanita yang usianya lebih tua dan resisten terhadap insulin memiliki faktor risiko sakit jantung yang sama dengan pria.

"Meski resisten, wanita muda masih mampu menghandle komplikasi akibat resistensi insulin yang dialaminya dengan lebih baik," kata Dr. Kim seperti dilansir laman Huffingtonpost, Senin (11/11).

Sayang peneliti mengaku tak tahu pasti mengapa wanita lebih aman dari sakit jantung ketimbang pria. Salah satu dugaan peneliti adalah hormon-hormon yang mempengaruhi siklus menstruasilah yang berperan disini.

"Hanya saja tampaknya peranan hormon wanita juga tidaklah begitu jelas. Pasalnya ketika kami mencoba memberi pasien wanita beberapa versi hormon sintetik seperti estrogen, nyatanya efek yang terlihat tak sama dengan yang ada di studi," kata Kim lebih lanjut.

Namun menurut Kim, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang-orang yang resisten terhadap insulin agar terhindar dari diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

"Dua jenis gaya hidup yang erat kaitannya dengan resistensi insulin merupakan penambahan berat badan dan hidup sedenter (bermalas-malasan). Untuk itu olahraga dan diet adalah cara terbaik untuk menanggulangi resistensi insulin," pungkasnya.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Minum Susu dari Botol Beresiko Rusakkan Lambung Bayi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler