Ini Penyebab Rupiah Melemah Versi Sandiaga Uno

Jumat, 07 September 2018 – 21:57 WIB
Sandiaga Uno. (Foto: Dok Jpnn)

jpnn.com, JAKARTA - Koalisi pendukung pasangan calon presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno prihatin dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus berkepanjangan.

Koalisi yang terdiri dari Partai Gerindra, PKS, PAN dan Partai Demokrat ini menilai, melemahnya nilai tukar rupiah memberatkan perekonomian nasional, khususnya rakyat kecil.

BACA JUGA: Pantas Gulung Tikar, Ternyata OK OCE Mart Asal Buka

"Cepat atau lambat rakyat kecil harus menanggung kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, termasuk harga kebutuhan makanan sehari-hari seperti tahu dan tempe," ujar Sandi saat membacakan pernyataan politik koalisi Prabowo-Sandi di Kertanegara, Jakarta, Jumat (7/9).

Menurut Sandi, melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan disebabkan lemahnya fundamental ekonomi Indonesia. Antara lain, defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.

BACA JUGA: Rupiah Melemah, Industri Mebel Semakin Bergairah

"Kemudian, sektor manufakturing yang menurun dan pertumbuhan sektor manufakturing yang di bawah pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30 persen pendapatan domestik brutto (PDB) pada 1997 lalu, kata Sandi, saat ini hanya tinggal 19 persen PDB. Hal ini diyakini mengganggu ketersediaan lapangan kerja dan ekspor.

BACA JUGA: Sandi Diminta Jual Dolarnya yang Diparkir di Luar Negeri

"Melemahnya fundamental ekonomi ini tidak terlepas dari hemat kami bahwa selama ini terjadi suatu kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi," kata Sandi.

Antara lain, tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor., seperti beras, gula, garam, bawang putih dan sejumlah kebutuhan lain. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gus Yaqut Beber 3 Cara untuk Antisipasi Pelemahan Rupiah


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler