jpnn.com, RAJA AMPAT - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani bahwa peran seorang ibu penting dalam segala aspek kehidupan anak. Bahkan peran vital itu sudah dimulai sejak anak masih janin dalam kandungan.
"Masa depan anak itu sangat bergantung pada peran ibunya," ucap Mbak Puan di sela puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) yang berlangsung di Raja Ampat, Papua Barat (22/12).
BACA JUGA: Peran Ibu Luar Biasa, Tonggak Keberhasilan Anak
Menko Puan juga menjadikan momentum PHI sebagai momentum penting untuk meningkatkan peran ibu dalam memberikan vaksinasi, kecukupan gizi, dan pendidikan bagi anak-anak.
Peringatan Hari Ibu di Raja Ampat sangat spesial karena dihadiri Presiden Joko Widodo serta sembilan menteri perempuan kabinet kerja. Hadir pula Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Bupati Raja Ampat Marcus Wanma, dan beberapa tokoh adat lainnya.
BACA JUGA: Fadli Zon: Ibu Adalah Guru Pertama
Puan mengaku sangat bahagia atas diperingatinya Hari Ibu. Menurutnya, rasa sayang ibu kepada anak-anaknya itu sangat besar dan tiada ternilai harganya. "Ada begitu banyak pengorbanan ibu yang dilakukan dalam kehidupan demi anak-anaknya," ujarnya.
Cucu proklamator kemerdekaan RI, Soekarno ini menggarisbawahi bahwa kecintaan seorang ibu kepada anaknya harus pula dibarengi dengan kesungguhan untuk menyiapkan masa depan anak.
BACA JUGA: Jokowi Buka Peluang Tambah Perempuan di Kabinet Kerja
Buat Puan, dalam konteks kekinian, ibu yang memberikan vaksinasi kepada anaknya, ibu yang memperhatikan kebutuhan gizi tumbuh kembang balitanya, dan ibu yang peduli terhadap pendidikan anaknya adalah wujud sayang ibu yang sebenarnya. "Inilah wujud kecintaan seorang ibu yang seharusnya,” tutur Puan.
Bu Menko menekankan bahwa untuk setiap persoalan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan negara telah hadir untuk ibu-ibu dari kalangan yang kurang mampu.
"Vaksinasi itu gratis di puskesmas, kemudian ada program Keluarga Harapan yang memberikan makanan ekstra, Anak-anak dari keluarga kurang mampu juga mendapat tunjangan sekolah. Ini semua diberikan agar ibu bisa memperhatikan dan membantu proses perkembangan anaknya di segala aspek kehidupannya," ungkap Puan.
Puncak PHI ke-89 yang dihelat di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Raja Ampat, Papua Barat sendiri berlangsung sangat meriah. Acara ini dibuka oleh iringan suling tambur oleh mama-mama Raja Ampat yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh kelompok paduan suara Bhayangkari.
Menko PMK pada acara ini juga turut membacakan puisi bersama menteri-menteri perempuan lainnya. “Jadilah ibu yang memperkokoh karakter bangsa, memperhalus budi pekerti dan mengajarkan tradisi luhur, demi kebangkitan bangsa Indonesia,” ucap Menko PMK saat membacakan puisi.
Setelah pembacaan puisi, Menko PNK bersama Presiden dan para menteri berinteraksi dengan mama-mama di sekitar panggung, memberikan secara simbolis sertifikat dan mencicipi kuliner di bazar sekitar panggung dan berfoto bersama dengan para pemuka adat/masyarakat.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menjelaskan proses terbentuknya hari ibu. Berawal pada tahun 1928, tidak lama setelah Sumpah Pemuda dikumandangkan, beberapa aktivis perempuan yang terlibat di kongres pemuda terinspirasi menyuarakan persatuan Indonesia melalui kongres versi perempuan yang pertama berkumandang pada tanggal 22 Desember 1928 yang kini diperingati sebagai hari ibu.
Hari ibu di Indonesia adalah gerakan kebangsaan yang diawali oleh 1.000 orang perempuan dari 30 organisasi pada 89 tahun yang lalu. Hari ibu di Indonesia memiliki nilai perjuangan kemerdekaan dan perbaikan nasib perempuan dan peringatan atas kewajiban kaum perempuan Indonesia untuk menjadi ibu bangsa.
“Indonesia memiliki sembilan menteri perempuan kabinet kerja yang nyatanya terbanyak di dunia,” ujar Jokowi. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beda Hari Ibu di Indonesia dengan Negara Lain Menurut Anies
Redaktur : Tim Redaksi