jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais secara tegas menyatakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah membuat blunder dengan statemennya di akun @Ryamizard_R, yang menyebut jika Indonesia berperang, paling hanya mampu bertahan 3 hari.
"Jelas itu, kalau itu benar dari Menhan dan Menhan sendiri yang me-tweet, itu berarti Menhan membuat blunder, karena sebenarnya hal-hal yang bersifat stategis semacam itu cukup diketahui oleh pemerintah," kata Hanafi menjawab JPNN.com, Senin (23/2).
BACA JUGA: Terbukti Menyuap Gubernur, Pengusaha Sawit Dijatuhi Hukuman 3 Tahun Bui
Selain itu, politikus Partai Amanat Nasional ini tidak setuju dengan statemen Menhan yang mengkaitkan soal ketahanan energi dengan pertahanan.
Pasalnya, menurut Hanafi, kebijakan pertahanan dan anggarannya sudah disetujui pemerintah dan DPR dalam APBN-P 2015.
BACA JUGA: Jokowi Mau di Bogor, JK Tegaskan Presiden Harus di Ibu Kota Negara
"Apa relevansinya ngomong seperti itu. (Saat di DPR) tidak disinggung, kok tiba-tiba (nge-tweet) seperti itu. Saya sendiri tidak tahu masudnya mengatakan itu untuk tujuan apa. Jadi menurut saya Menhan mesti mengklarifikasi pernyataan itu apa relevansinya dengan kebijakan pertahanan kita," tegasnya.
Putra Amien Rais ini menilai pernyataan Menhan semakin blunder karena diungkapkan di saat hubungan Indonesia-Australia sedang tegang.
BACA JUGA: KPK Siap Hadapi Gugatan Suryadharma Ali
Apalagi Panglima TNI Moeldoko sudah menyampaikan statemen siap mengerahkan armada perang saat dua WN Australia akan dieksekusi mati.
"Tapi kok malah Menhan menyatakan ketahanan energi kita kok bertahan cuma 3 hari, ini gak jelas. Bagaimana sesama pemegang kunci kebijakan pertahanan mengeluarkan statemen yang bertolak belakang," tandasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rambo Sekali Pun Mengakui Kehebatan Prajurit RI
Redaktur : Tim Redaksi