jpnn.com, JAKARTA - Penderita diabetes wajib menjaga kadar gula darah tetap seimbang. Lalu, apakah penderita diabetes boleh menjalankan puasa Ramadan?
Dokter gizi dari Universitas Indonesia Dr.dr. Inge Permadhi MS, SpGK mengatakan penderita diabetes masih diperbolehkan untuk berpuasa apabila kondisi kadar gula darah dalam tubuh tergolong stabil.
BACA JUGA: 8 Ramuan Alami yang Bantu Mengontrol Diabetes dengan Mudah
Namun, apabila ketika sedang menjalani ibadah puasa kemudian merasa tidak enak badan, Inge mengimbau agar sebaiknya segera berbuka puasa meskipun belum memasuki waktunya.
"Apa bila merasa pusing, atau keluar keringat dingin, atau merasa badannya tidak enak, itu mungkin memang sudah saatnya dia untuk berbuka, jangan dipaksakan (untuk berpuasa, red)," ungkap Inge, di Jakarta, Senin (21/3).
BACA JUGA: 4 Tips atau Cara Gampang Tidur Berkualitas, Risiko Diabetes Bisa Ditekan
Menurutnya, penderita diabetes sebaiknya melakukan pengecekan atau screening terlebih dulu sebelum menjalankan ibadah puasa.
"Dinilai dulu apakah dia boleh melakukan puasa Ramadan atau tidak, karena memang ada sebagian orang yang tidak diperkenankan (berpuasa) apabila kadar gula darahnya terlalu tinggi," ucapnya.
Selain itu, Inge menambahkan penderita diabetes harus bisa mengenali gejala hipoglikemi, atau kondisi saat tekanan gula darah menurun secara drastis.
"Jadi memang berbeda dengan orang normal. Sebab, untuk penderita diabetes hipoglikemi dapat menyebabkan kematian," kata Inge.
Oleh sebab itu, Inge menganjurkan penderita diabetes untuk sahur di waktu mendekati imsak. Dengan demikian, penderita diabetes memiliki waktu pertahanan terhadap rasa lapar lebih singkat dibandingkan sahur di waktu yang jauh dari waktu imsak.
"Ini memang agak riskan, tetapi saya ingin menyampaikan bahwa jika ingin berpuasa, lakukanlah (sahur) sedekat mungkin dengan waktu imsak," tegas Inge. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia