jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan pentingnya budaya membaca yang bukan sekadar aktivitas kognitif, tetapi juga proses berpikir.
Hal itu disampaikan Menko PMK Muhadjir Effendy saat membuka Rakornas Perpustakaan bertajuk Transformasi Perpustakaan Untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional 2022, Selasa (29/3).
BACA JUGA: Dirut PKT Sabet Predikat CEO Terbaik Anak Perusahaan BUMN
"Salah satu kelemahan yang dilakukan guru ketika mengajari anak adalah tidak pernah menanyakan apakah dia paham atau tidak atas apa yang dibaca," kata Muhadjir.
Dia menyebut kebanyakan yang terjadi adalah seorang anak hanya dinilai dari proses membacanya bagaimana. Apakah anak didik itu sudah lancar membaca atau belum.
BACA JUGA: Viral Oknum Guru Usir Siswa yang Belum Vaksinasi Covid-19, Bu Retno Bereaksi
"Kalau lancar dianggap sudah pintar, termasuk saya, meski sudah menteri, tetapi konsep membacanya ternyata keliru, karena ketika anak saya membacanya belum lancar, saya bilang belum bisa," kata Muhadjir.
Menurut dia, seorang anak bisa saja lebih menguasai bidang tertentu dibanding orang tua bahkan gurunya. Semisal, penguasaan dalam bidang teknologi informasi.
BACA JUGA: Percepatan Transformasi Digital, Kominfo Gandeng Asosiasi Healthteach Indonesia
"Contohnya, anak saya ternyata menguasai fitur-fitur teknologi yang saya sendiri belum tahu," ungkap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.
Muhadjir juga mengingatkan tugas pustakawan bukan sekadar mengajak orang untuk membaca dan berkunjung ke perpustakaan, tetapi juga harus mendorong pembaca itu untuk berkarya.
"Kalau ukurannya hanya jumlah yang hadir membaca, itu memang penting, tetapi bukan segala-galanya. Setelah baca dia ngapain, dia menghasilkan apa. Ini sudah diprogram belum oleh perpustakaan," tutur Muhadjir.
Dalam laporannya, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Muhammad Syarif Bando mengatakan Rakornas itu akan diisi beragam diskusi menarik yang mengupas persoalan dan tantangan literasi di Indonesia.
Dia menyebut peningkatan kualitas sumber daya manusia unggul (SDM) yang memiliki kemampuan adaptasi teknologi sangat dibutuhkan guna mendukung pelaksanaan transformasi ekonomi berbasis digital.
“Meski pandemi Covid-19, Rakornas harus tetap digelar untuk menyatukan tujuan dan program seluruh stakeholder perpustakaan di Indonesia,” kata Syarif Bando. (esy/fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tingkatkan Kualitas Generasi Bangsa Lewat Bantuan Pendidikan
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad