jpnn.com, SAMARINDA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda KH Zaini Naim, turut menyayangkan ucapan tiga anggota DPRD Samarinda dari Fraksi PDI Perjuangan ketika melabrak pengendara motor yang menggunakan baju bertuliskan #2019GantiPresiden di Jalan Teuku Umar, Sungai Kunjang.
Zaini menilai, video dugaan persekusi yang sudah beredar luas itu telah dibahas di internal MUI. Setelah melihat rekaman tersebut, ada perkataan yang sangat berlebihan. ”Mestinya anggota dewan itu enggak boleh ngomong begitu,” ujarnya kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: 3 Politikus PDIP Persekusi Pemakai Kaus #2019GantiPresiden
“Saya ikuti perkembangan yang sedang viral. Khususnya aksi #2019GantiPresiden itu,” imbuhnya. Zaini berucap, tak perlu ribut-ribut dan menyerahkan penanganannya kepada kepolisian.
Karena itu, jika ada individu atau kelompok yang bersikap anarkis, dia berharap sebaiknya ditangkap.
BACA JUGA: Deklarasi Gerakan #2019GantiPresiden Dilakukan Diam-diam
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Samarinda itu menyatakan, Indonesia adalah negara berketuhanan. Sehingga tak pantas individu atau kelompok berkata kasar tentang agama. ”Tindakan itu sangat salah,” tegas Zaini.
Menurutnya, tak seharusnya perbuatan yang terekam kamera ponsel itu terjadi. ”Anggota DPRD kok bicaranya sembarangan,” sebutnya.
BACA JUGA: Dipolisikan Bersama Mardani Ali Sera, HTI: Makarnya di Mana?
Zaini menilai, perkataan oknum anggota DPRD tersebut bukan lagi mencederai agama, melainkan bisa menimbulkan provokasi. Alasannya, dijelaskan Zaini, Indonesia adalah negara demokrasi. Setiap orang berhak menyampaikan pendapat.
BACA JUGA: 3 Politikus PDIP Persekusi Pemakai Kaus #2019GantiPresiden
“Perkataan itu, bisa jadi penistaan agama. Saya juga umat muslim,” sebutnya. Namun dirinya menegaskan, para kiai memilih sabar.
“Kondisinya belum seutuhnya tenang. Sesuatu yang kecil, tidak perlu dibesar-besarkan,” katanya memberikan nasihat. (*/dra/riz/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Habib Novel: Rezim Jokowi Tak Bisa Mengendalikan Keadaan
Redaktur & Reporter : Soetomo