jpnn.com, MELAWI - Kondisi Rumah Dinas (Rumdin) guru SD Negeri 5 Nanga Kompi, Kecamatan Sayan, Kabupaten Melawi, Kalbar, sungguh memprihatinkan.
Rumah itu terkesan angker dan kumuh.Sebagian besar lantai sudah raib, dinding jebol di sana sini. Daun pintu dan jendela entah kemana.
BACA JUGA: Perbaiki Rumah Dinas Bupati, Dua Pekerja Tewas Tertimpa Tembok
Sementara tiangnya sudah banyak yang condong. Sedangkan atapnya tinggal menunggu waktu untuk kandas di bumi.
“Tidak bisa ditempati lagi. Kerusakannya sudah sangat parah, perlu segera dibangun baru,” kata Embang, Kepala Desa (Kades) Nanga Kompi, kepada wartawan di Nanga Pinoh, seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: DPR: Gugat Pemberian Rumah Ke SBY Tak Berdasar
Melihat Rumdin guru yang sudah reyot itu, Embang sebenarnya tidak tinggal diam. Ia sangat prihatin melihat tenaga pendidik harus pulang pergi dengan jarak yang cukup jauh, lantaran Rumdin-nya tidak bisa ditinggali.
“Kami sudah berusaha mengusulkan pembangunan Rumdin guru SD Negeri 5 Nanga Kompi ini kepada Dinas Pendidikan. Namun hingga sekarang belum juga terealisasi,” ungkap Embang.
BACA JUGA: Nah Lho, Banyak Rumah Dinas Malah Disewakan
Dia sangat berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Melawi dapat memerhatikan kondisi Rumdin guru, khususnya di daerah terpencil seperti Nanga Kompi ini.
“Bagaimana guru kita di daerah mau betah tinggal mengajar, sementara rumah dinasnya saja tidak layak huni,” tutur Embang.
Menurut Embang, keberadaan Rumdin guru sangat penting untuk mendukung peningkatan dan kelancaran proses belajar mengajar. Lantaran cukup banyak guru yang tinggal sangat jauh dari sekolah, tempatnya mengabdi.
Kondisi Rumdin guru seperti ini yang menjadi salah satu penyebab minimnya guru di SD NEgeri 5 Nanga Kompi. Bayangkan saja, 100 murid hanya dididik tiga guru.
“Kita juga berharap gurunya bisa ditambah lagi untuk meningkatkan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Jangan sampai muncul kesan, Pemkab hanya mementingkan pusat pemerintahan, sedangkan di kampung-kampung dianaktirikan. Itu yang tidak kita harapkan,” pungas Embang. (ded/mor)
Redaktur & Reporter : Soetomo