Ini Sederet Reputasi Branding yang Wajib Dijaga Kemenpar

Sabtu, 19 Maret 2016 – 23:13 WIB
Ilustrasi Logo Kemenpar. Foto: kemenpar.go.id

jpnn.com - JAKARTA – Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Djunaedi terharu dengan berbagai reputasi internasional yang diraih Kemenpar. Puncaknya adalah The Best Exhibitor kategori Asia, Australia, Oceania di ITB Berlin, 9-13 Maret 2016 lalu. 

“Kemenangan demi kemenangan itu akan semakin mematenkan, bahwa brand Wonderful Indonesia semakin kuat mengakar dan mendunia,” jelas Didin Djunaedi, di Jakarta.

BACA JUGA: Pimpinan MPR Beri Resep Blokir TV Nakal

Di Hongkong, Wonderful Indonesia juga memperoleh penghargaan sebagai Gold Award Design Excellence 2016, dalam Flower Festival 11-20 Maret 2016. Di India, pada 4-7 Maret 2016, Indonesia memenangi 3 award, yakni Best Destination Promotion Campaign, Preferred Honemoon Destination, dan Best Decorated Stand International, dalam India International Trave Mart.  

Di Prancis, Wonderful Indonesia terpilih sebagai Pays d’Honneur dalam Pameran Pariwisata Salon International du Tourisme de Nantes ke-17 di Kota Nantes, 26-28 Februari 2016. Di Los Angeles Travel and Adventure Show 2016, USA, Kemenpar juga memenangkan penghargaa Best of Show Destinatipn Display, pada tanggal 27 Februari 2016.

BACA JUGA: PGRI Desak Pemerintah Naikkan Gaji Honorer K2

Di Mumbai, Indonesia juga mendapatkan The Winner of The Comprehensive Integrates Partisipation. Persisnya di Outbond Travel Mart yang digelar pada 18-20 Februari 2016. Di Bulgaria, Indonesia juga sukses memperoleh award “for Active National Presentation” pada Holiday and Spa Expo di Sofia Bulgaria, 11-13 Februari 2016. Di MATTA Fair 2016 Kuala Lumpur, Indonesia juga mendapatkan Best ASEAN Destination 2016.

Didin Djunaedy menyebut, itu adalah prestasi yang amat membanggakan, beruntun, berturut-turut, di semua medan. Tentu, ini bukan “kebetulan” semata. Pasti sebuah kemenangan yang direncanakan, diprogram, diorganisasi dengan baik. “Saya kira, cara yang dilakukan Kemenpar ini sangat cerdas, untuk mencuri perhatian publik dunia melalui prestasi di semua level,” kata Didin.

BACA JUGA: Densus 88 Dikritik Netizen Jogja, Ini Sikap MPR

Sebelumnya, Indonesia sukses dalam pagelaran yang officially, digelar oleh lembaga resmi dunia. Pertama, sukses di UN-WTO Badan dunia (PBB) yang mengurusi pariwisata, dengan tiga penghargaan. Pertama, UNWTO Award in Innovation in Public Policy and Governance: Culture and Tourism Banyuwangi Regency Office. 

Kedua, The first runner up, UNWTO Award for Innovation in Enterprises Garuda Indonesia and Coca Cola Amatil Bali Beach Clean Up. Ketiga, The First Runner Up UNWTO Award for Innovation in Non-Governmental Organizations: Yayasan Karang Lestari-Coral Reef Reborn Pemuteran, Bali.

Lalu penghargaan di level ASEAN, negara-negara Asia Tenggara di ASEANTA Award 2016 di Manila 22 Januari 2016. Indonesia memperoleh tiga penghargaan, pertama Best ASEAN Tourism Photo, melalui jepretan di objek wisata Bromo oleh Agung Parameswara. 

Kedua, Best ASEAN Cultural Preservation Effort melalui “Saung Angklung Mang Udjo”. Ketiga Best ASEAN Travel Article, berjudul The Perfect Wave dari Majalah Colour Magazine milik Garuda Indonesia.

Masih ada lagi, World Halal Travel Award 2015, sebagai The World Best Halal Destination, Lombok. Lalu, World’s Best Halal Honeymoon Destination Lombok juga. Dan ketika, World Best Family Friendly Hotel, Sofyan Hotel Betawi, Jakarta. 

“Terus terang, kami sebagai industri yang bergerak di bidang pariwisata, sangat diuntungkan dengan berbagai prestasi itu,” ungkap Didin. 

Kelihatannya hanya sekedar award, hanya sebuah piala dan piagam penghargaan, tetapi itu memberi dampak psikologis yang kuat. “Betul, kalau Pak Menpar Arief Yahya sering menyebut, prestasi-prestasi ini memiliki kekuatan untuk menaikkan Convidence Level (kepercayaan diri),” lanjut dia.

Lebih lanjut Didin mengatakan, ketika mendengar kabar berbagai prestasi itu, GIPI langsung menggelar pertemuan, semua konsep yang dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) langsung dieksekusi. 

Strategi promosi yang digunakan Kemenpar, modal POSE – paid media, own media, social media, dan endorser media, tepat sasaran. “Brand Wonderful Indonesia pasti terus menanjak. Jika sekarang World Economic Forum (WEF) sudah mencatat kenaikan dari statu N.A. (Not Available), menjadi ranking 47 dunia, saya yakin ke depan akan semakin menanjak,” ungkap Didin.

Semua orang paham, lanjut Didin Djunaedy, brand itu punya nilai. Bisa dihitung value-nya. Bisa di-nilai, dan dibandingkan dengan brand lain. Wonderful Indonesia semakin mendunia, dan konkret mengalahkan Truli Asia-nya Malaysia di papan 96, maupun Amazing Thailand di posisi 83. 

“Di setiap Rakor GIPI, kami akan terus meng-up date, perkembangan industry pariwisata, seberapa besar impact-nya di market,” kata dia.

Menpar Arief Yahya semakin yakin dengan semua reputasi itu. Dia menjelaskan PR-nya itu “Promise” untuk sebuah “Reputation.” 

Dia yakin yang dijanjikan dalam branding “Wonderful Indonesia” itu, fakta dan nyatanya jauh lebih wonderful daripada promosinya. “Karena itu, maka reputasi kita tidak akan jatuh, tidak bohong, bahwa yang kita promosikan memang indah, dan wonderful,” katanya.(ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penting! Ini Saran KPK soal Kelanjutan Proyek Hambalang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler