jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar, terus memantau pasokan beras yang ikut memengaruhi melambungnya harga dari bahak pokok tersebut belakangan ini. Marwan khawatir, kondisi ini akan berdampak pada kerawanan pangan.
Dalam pantauannya, sejumlah desa memang berisiko rawan pangan, dan hal ini ditakutkan akan menghambat upaya menjadikan desa lumbung pangan nasional.
BACA JUGA: KPK Tahan Mantan Gubernur Papua
"Target saya, kalaupun tidak semua desa bisa memenuhi harapan ini, jangan lagi ada desa yang bermasalah dengan pemenuhan kebutuhan pangan pokok. Semua desa harus tercukupi kebutuhan pangan pokoknya secara mandiri. Sebagai menteri yang mengurusi desa, tentu kami tidak akan tinggal diam dengan fakta bahwa masih ada desa yang rawan pangan. Seharusnya hal ini tidak terjadi di negara kita, yang kaya sumber daya pangan," ungkap Menteri Marwan dalam siaran persnya, Jumat (27/2).
Kenyataannya, desa mengalami rawan pangan karena stok pangan pokok yang ada di desa tidak mencukupi kebutuhan pangan masyarakatnya.
BACA JUGA: 30 Persen Dana BPJS Kesehatan Terserap untuk Penyakit Berat
Kerawanan pangan masih terus terjadi di desa yang tergolong miskin dengan daya beli yang rendah terhadap pangan pokok.
Keberadaan desa rawan pangan, tersebar di banyak daerah di Jawa dan luar Jawa. "Masalah desa rawan pangan ini jangan sampai berlanjut menjadi bencana kelaparan, karena bisa memicu terjadinya berbagai tindak kriminalitas, dekadensi moral dan potensial merusak harmonitas tatanan sosial di desa, jadi harus secepatnya diatasi" tandas menteri kelahiran Pati, 12 Maret 1971 ini.
BACA JUGA: Abraham Samad Kini Terjerat Dua Kasus Sekaligus
Marwan mengatakan, masalah desa rawan pangan sebenarnya terletak pada kemiskinan warga desa yang menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri.
Kemiskinan ini terjadi karena mereka tidak memiliki kegiatan usaha produktif yang bisa memberi penghasilan layak untuk membeli beras, lauk pauk, sayuran, dan bahan pangan pokok lainnya.
"Jadi solusinya adalah bagaimana memberdayakan masyarakat desa rawan pangan, agar mereka bisa menjalankan suatu kegiatan produktif dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa, bisa bertani, beternak, berempang atau lainnya, yang penting hasilnya bisa mencukupi kebutuhan pangan pokoknya secara mandiri," imbuh Marwan.
Berbagai kegiatan produktif dapat dijalankan masyarakat dengan memanfaatkan apa yang ada di desa. Seperti pembuatan pupuk kompos, budidaya tanam sawah, tanaman buah, pembibitan, perikanan dan peternakan.
Atau olahan hasil hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan. Atau nonpangan seperti kerajinan rakyat, pakaian tradisional, ukir-ukiran, dan kegiatan produktif lainnya.
Agar bisa menjalankan kegiatan produktifnya, masyarakat desa harus terus diberdayakan. Mereka harus diberikan pelatihan untuk membangun karakter, motivasi, wawasan dan keterampilan dalam bekerja dan berusaha secara produktif.
Dilanjutkan dengan pendampingan dan konsultasi usaha agar kegiatan usahanya terkelola dengan baik dan memberikan hasil maksimal.
"Dana desa bantuan pusat dan daerah yang akan diterima desa pada April nanti dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kerawanan pangan di desa, memberdayakan warga miskin melalui bantuan modal kegiatan produktif di bidang pangan atau nonpangan, yang penting bisa memberikan penghasilan layak untuk mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri," tuturnya.
Jika dana desa mencukupi, Marwan akan mendorong desa membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Melalui BUMDes akan lebih terkelola dengan baik berbagai kegiatan produktif yang bisa menjamin ketersediaan stok pangan pokok di desa secara berkelanjutan dan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap bahan pangan, barang dan jasa lainnya.
"Saya optimis dengan bekerjanya BUMDes bukan hanya kerawanan pangan di desa yang akan teratasi, lebih dari itu kesejahteraan masyarakat akan meningkat, urbanisasi akan berkurang, dan menurunnya secara signifikan angka kemiskinan di desa," pungkas Menteri Marwan. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ââ¬Å½Jerat Tiga Tersangka Proyek Pengaspalan Jalan
Redaktur : Tim Redaksi