Ini Strategi Antam Tetap Bersinar Pada 2015

Senin, 30 Maret 2015 – 17:09 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan untuk melakukan ekspor mineral mentah. Kebijakan tersebut membuat beberapa sektor industri merugi, salah satunya PT Antam. Pada 2014, Antam mengalami rugi senilai Rp 775 miliar dengan nilai penjualan sebesar Rp 9,42 triliun.

Tak mau terpuruk di tahun ini karena kebijakan tersebut, PT Antam mengambil kebijakan-kebijakan strategis. Salah satunya yakni menerapkan program penghematan biaya dan optimalisasi kinerja operasional.

BACA JUGA: 2015, Ini 3 Sektor Produksi yang Digenjot Antam

"Menghadapi tantangan yang dihadapi di tahun 2014, program tersebut menjadi prioritas utama Antam. Melalui penerapan program penghematan biaya seperti penggunaan umpan bijih yang lebih murah dari Pomalaa," ujar Direktur Utama Antam, Tato Miraza dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/3).

Di samping itu, Antam juga melakukan evaluasi terhadap kontrak-kontrak dengan pihak ketiga serta penerapan Vendor Held Stock (VHS) yang menghilangkan biaya persediaan bahan bakar.

BACA JUGA: Dengan BRANKAS, Masyarakat Makin Mudah Berinvestasi Emas

Dengan tantangan yang dihadapi, Tato menegaskan Antam tetap berkomitmen untuk mengakselerasi realisasi proyek pertumbuhan hilir (downstream). Hal itu dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai tambah cadangan dan sumber daya yang dimiliki.

"Di tahun 2014 Antam berhasil menghemat Rp 64,9 miliar. Saat ini Antam dalam proses perolehan Penyertaan Modal Negara (PMN)," jelasnya.

BACA JUGA: Harga BBM Disarankan Dikaji Tiap 6 Bulan, Ini Reaksi Menko

Perolehan PMN yang akan dikombinasikan dengan penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu tersebut diyakini akan mempercepat realisasi proyek-proyek pertumbuhan Antam di sektor hilir pada tahun 2015. (chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan Pemerintah tak Umumkan Kenaikan BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler