Webinar UMKM Kuat Indonesia Berdaulat Bersama BNI, JPNN dan Genpi

Ini Strategi Jitu Sang Pisang untuk UMKM Agar Bertahan di Kala Pandemi

Jumat, 09 Oktober 2020 – 15:40 WIB
Co Founder Sang Pisang Ansari Kadir dalam webinar bertema UMKM Kuat Indonesia Berdaulat hasil kerja sama jpnn.com, GenPI.co dan BNI, Kamis (8/10). Foto: Tangkapan Layar YouTube JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 turut berdampak pada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.

Hal itu dapat dilihat dari sejumlah pelaku UMKM yang omzetnya menurun drastis atau bahkan bangkrut sehingga menimbulkan masalah baru, yakni pengangguran.

BACA JUGA: Kredit untuk Daya Ungkit, BNI Ajak UMKM Diskusikan Rencana Pinjaman

Dampak buruk itu bukan tanpa sebab, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang diterapkan pemerintah membuat konsumen enggan datang ke rumah makan, kedai, atau tempat usaha lainnya.

Co Founder Sang Pisang Ansari Kadir mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 saat ini para pelaku UMKM harus memanfaatkan ketersediaan teknologi dengan baik.

BACA JUGA: Pelaku UMKM Mau Pinjam Dana PEN? Ini Saran dari BNI

Pelaku UMKM dituntut harus memahami dengan benar cara berbisnis menjual produk secara online.

"Teknologi itu berpengaruh sekali 90 persen, itu terbukti dari penjualan kami itu 90 persen secara online dan customer yang datang ke toko kami itu hanya 10 persen yang datang ke toko kami (Sang Pisang)," kata Ansari yang akrab disapa Ari dalam webinar bertema UMKM Kuat Indonesia Berdaulat hasil kerja sama jpnn.com, GenPI.co dan BNI, Kamis (8/10).

BACA JUGA: Lewat Cara ini BNI Syariah Dukung Pengembangan Ekosistem Ekonomi Halal

Ari menjelaskan, apabila pelaku UMKM tidak memiliki pemahaman tengan penjualan produk secara online maka pengusaha tersebut akan kesulitan meningkatkan penjualan produk.

"Ketika UMKM ini tidak memiliki edukasi, pengetahuan tentang digital, penjualan secara daring atau online itu akan susah sekali," ujar Ari.

"Karena kenapa? Contoh di Jakarta, PSBB diperpanjang artinya orang cuma bisa beli lewat pesan antar. Kalau UMKM ini tidak memahami gimana caranya memasarkan produk mereka secara online, itu akan sangat berpengaruh sekali terhadap penjualan. Bahkan bisa tidak ada transaksi," sambung Ari.

Pada intinya, Ari menegaskan bahwa UMKM akan dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19 apabila dapat berpikir kreatif dan inovatif.

"Mereka (pelaku UMKM) akan bertahan ketika mereka berpikir kreatif dan inovatif, itu kata kuncinya. Itu akan memaksa mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif di masa-masa seperti ini," tandas Ari. (mcr1/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler