jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengunjungi Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) di Balai Adat Melayu, Pekanbaru, Sabtu (19/3). Kunjungan Hasto itu sebagai upaya PDIP menguatkan kebudayaan nasional dari gempuran globalisasi dan liberalisme.
Hasto dalam kesempatan itu mengatakan, kehadirannya atas nama PDI Perjuangan ke LAMR merupakan upaya membangun hubungan baik dengan pihak-pihak yang punya kepedulian pada masalah kebudayaan. Menurutnya, gempuran liberalisasi telah mengancam budaya lokal, tak terkecuali adat dan nilai-nilai Melayu di Riau.
BACA JUGA: Aduh..Suryadharma Ali Dilarikan ke Rumah Sakit
“Silaturahmi ini sejalan agar budaya menjadi benteng dari liberalisasi yang luar biasa. Modernisasi seharusnya tidak menjadikan Riau kehilangan nilai budaya," katanya saat berdialog dengan Ketua Umum LAMR, Al Azhar dan tokoh-tokoh budaya Melayu lainnya.
Hasto menambahkan, PDIP sedang menyusun buku tentang ungkapan-ungkapan bijak dari seluruh Nusantara. Menurutnya, kebudayaan Melayu dikenal punya banyak peribahasan dan ungkapan-ungkapan bijak. “Nanti akan dikompilasikan dalam bentuk buku,” katanya.
BACA JUGA: Salah Kaprah! Pencegahan Terorisme Baru Ada di Tingkat Elite
Selain itu, Hasto juga membeber rencana partainya menggelar sekolah kebudayaan. Demi kegiatan itu, PDIP menggandeng Padepokan Seni Bagong Kusudiardjo dan Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo pimpinan Luluk Sumiarso. “Nanti kami minta setiap provinsi mengirimkan dua orang wakilnya untuk ikut sekolah kebudayaan,” paparnya.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, PDIP juga selalu mengingatkan kader-kadernya yang menjadi kepala daerah untuk peduli pada masalah kebudayaan. Di antaranya dengan memperhatikan dan mengembangkan adat.
BACA JUGA: Wali Kota Cantik Ini Minta Dibuatkan UU Perlindungan Umat Beragama
“Karena politik bukan semata-mata kekuasaan, tetapi juga kebudayaan. Sehingga pendekatan budaya menjadi penting,” kata Hasto yang dalam kunjungannya ke LAMR mengenakan pakaian adat Melayu.
Sedangkan Al Azhar menyampaikan apresiasinya atas kunjungan Hasto yang membawa misi dari PDIP. Bagi LAMR, kunjungan itu menjadi istimewa karena pertama kalinya partai politik datang dan berdialog dengan tokoh-tokoh di lembaga adat yang berdiri pada 6 Juni 1970 itu.
"Ini kali pertama sebuah partai bersilaturahmi dengan Balai Adat Melayu. Memang banyak pengurus partai yang pernah hadir disini tapi atas nama pribadinya,” katanya.
Menurut Al Azhar, LAMR sependapat dengan upaya pemerintahan Joko Widodo dan PDIP untuk mewujudkan cita-cita Trisakti dalam hal kebudayaan yang berkepribadian. Al Azhar mengatakan, kebudayaan Melayu Riau memang tergerus seiring masuknya pendatang untuk mengadu nasib di daerah kaya minyak itu.
“Banyak pendatang ke Riau sehingga dibanding daerah lain, ketahanan budaya Riau paling banyak diserang. Akibatnya terjadi kejutan kebudayaan yang bisa melahirkan dua sikap, yakni termotivasi ikut kemajuan, atau tertepi dalam kelaraan yang abadi," paparnya.
Karenanya Al Azhar menegaskan, lembaganya juga butuh dukungan politik untuk menjaga budaya. “Kami meminta dukungan PDIP untuk memposisikan LAMR sebagai kekuatan transformasi," ucapnya.(rmo/ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kritis, Netizien Jogja Dipuji Ketua MPR
Redaktur : Tim Redaksi