Ini Tentang Sebelas WNI yang Terjebak Bentrok di Marawi

Senin, 29 Mei 2017 – 04:58 WIB
Kondisi Kota Marawi dari kejauhan. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Sebelas WNI yang terjebak bentrok antara kelompok bersenjata yang disebut juga militan Maute dengan militer Filipina di Kota Marawi, Pulau Mindanao, Filipina dalam keadaan selamat.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan sebelas WNI yang terjebak bentrok antara kelompok bersenjata yang dikenal dengan militan Maute, melawan militer Filipina di Kota Marawi, Mindanao, Filipina, dalam keadaan selamat.

BACA JUGA: Marawi Sedang Tegang, Wati Ingin Suaminya Segera Pulang

Sebelas WNI itu terdiri atas sepuluh anggota Jamaah Tabligh (JT). Sedangkan satu lainnya terdata sudah menikah dengan warga setempat dan telah menetap cukup lama di Marawi.

Berdasarkan data dari Kemenlu, sepuluh di antara sebelas WNI tersebut berasal dari Jawa Barat. Enam dari Bandung, dua dari Tasikmalaya, serta dua lainnya dari Bogor dan Karawang. Sedangkan satu WNI atas namaWifiek Gunawan berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara.

BACA JUGA: Konon Sedang Berdakwah, 11 WNI Terjebak di Marawi

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Minggu (27/5), Juru Bicara Kemenlu Arramanatha Nasir menjelaskan, sepuluh anggota JT sedang melakukan tradisi yang disebut khuruj. Yakni meninggalkan rumah untuk ibadah dan dakwah di masjid selama 40 hari.

Dugaan keterkaitan mereka dengan Kelompok Maute yang berafiliasi ISIS juga belum sepenuhnya terbukti. ”Apa mereka terkait dengan kelompok lain kami belum mendapat informasi,” kata Arramanatha.

BACA JUGA: Mengapa Militer Filipina tak Kunjung Bisa Sepenuhnya Merebut Marawi?

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Davao melakukan komunikasi terhadap Kepolisian Provinsi Lanao del Sur di Marawi untuk memberikan perlindungan terhadap sebelas WNI tersebut. Selain itu KJRI Davao juga telah menyiapkan rencana evakuasi bagi mereka. Itu dilakukan jika situasi sudah memungkinkan.

Status darurat militer di Mindanao sekaligus menjadi peringatan. Bukan hanya bagi pemerintah Filipina melainkan juga pemerintah Indonesia. Tidak heran, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto segera mengambil sikap setelah kembali dari kunjungan kerja ke Rusia. Dia menegaskan komitmen pemerintah bekerja sama dengan Australia dan negara tetangga dalam membendung pergerakan ISIS di Asia Tenggara.

Mantan panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) itu mengungkapkan bahwa, pemerintah akan memperkuat kerja sama agar upaya memerangi ISIS di Asia Tenggara semakin ampuh. ”Kami ingin mengajak negara seperti Selandia Baru, Brunei Darusalam, Malaysia, dan Filipina untuk fokus menanggulangi terorisme di Filipina Selatan,” ungkap Wiranto di Kemenko Polhukam.

Tentu kerja sama dengan beberapa negara di Asia Tenggara turut dibarengi upaya dari dalam negeri. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly mengakui bahwa dirinya sudah mendapat informasi mengenai sebelas WNI yang terdeteksi berada di Marawi. Salinan paspor seluruh WNI itu pun sudah dia kantongi. ”Real atau tidak, saya sudah kasih ke Dirjen (Direktur Jenderal) Imigrasi,” katanya.

Yasonna melakukan itu guna memastikan paspor sebelas WNI tersebut benar. Diterbitkan secara resmi oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kemenkumham. ”Saya sedang tunggu laporan Dirjen Imigrasi mengenai hal itu,” ucap dia.

Bukan hanya mengandalkan Ditjen Imigrasi Kemenkumhan, dia juga yakin betul Polri sudah melakukan antisipasi. Sebab, mereka juga tengah concern mengurus teroris yang berafiliasi dengan ISIS.

Ketika dikonfimasi, Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Martinus Sitompul memastikan bahwa instansinya tengah berupaya membawa sebelas WNI dari Marawi pulang ke Indonesia. ”Masih dikoordinasikan dengan atase kepolisian Polri di Manila,” jelasnya.

Sesuai dengan data dari Kemenlu, sebelas WNI tersebut berasal dari beberapa kota. Di antaranya Bandung, Karawang, dan Tasikmalaya.

Sempat beredar kabar sebelas WNI tersebut turut serta membantu ISIS dalam serangan di Marawi. Namun, belum ada kepastian mengenai informasi tersebut. Meski demikian, penguatan prajurit TNI di wilayah perbatasan Indonesia – Filipina tetap dilakukan.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh memastikan hal itu. ”Sudah dilakukan oleh Pangdam XIII/Merdeka,” jelas dia.

Kodam XIII/Merdeka merupakan komando kewilayahan pertahanan di bawah TNI AD. Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina termasuk dalam teritori wilayah kodam tersebut. Menurut Denny, aktivitas kelompok teroris terafiliasi ISIS di Marawi turut menjadi perhatian instansinya.

”Secara khusus Kodam XIII/Merdeka sudah mengantisipasi hal itu,” terang dia. ”Secara umum semua pangdam tetap melaksanakan pengawasan ketat di wilayah masing-masing,” tambahnya. (syn/tau/jpnn)

Daftar WNI yang Terjebak di Filipina

Nama - Asal

Denny Purwasubekti - Bandung

Handris - Bandung

Slamet Riyadi Winoto - Bandung

Ahmad Wahyudi - Bandung

Della Sunjaya - Bandung

Andri Supriyanto - Bandung

Ahmad Saran - Tasikmalaya

Wawan Sadira - Tasikmalaya

Yusup Burhanuddin - Bogor

Hery Endang - Karawang

Wifiek Goenawan - Kendari

Sumber : Kemenlu

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentara Filipina Ingin Operasi di Marawi jadi Pemakaman Militan Maute


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Marawi   Maute   WNI  

Terpopuler