Kamu sudah menyebarkan surat lamaran kerja dan resume di Australia, tapi tidak dipanggil-panggil untuk wawancara?
Jangan-jangan ada yang salah dengan cara penulisannya, karena aturan penulisan resume di Australia tentunya berbeda dengan Indonesia.
BACA JUGA: Dwi Kewarganegaraan Sudah Lama Dinantikan Warga Asing yang Puluhan Tahun Tinggal di Indonesia
Tapi jangan khawatir!
Natasha Sitanala, warga Indonesia di Sydney yang bekerja sebagai 'hiring manager' berbagi tips untuk membantu kamu.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Upaya Kudeta Gagal, Tentara Bolivia Mundur dari Istana Presiden
Natasha sudah bekerja sebagai rekruiter di bidang perumahan sosial Australia selama lima tahun terakhir dan ia tinggal di Australia sejak 16 tahun lalu. Apa yang dilihat dari resume?
Hal pertama yang membedakan dengan resume di Indonesia adalah tidak perlu melampirkan foto untuk melamar kerja di Indonesia.
BACA JUGA: Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Round 3: Indonesia Masuk Grup Maut
Resume cukup mencantumkan nama, nomor telepon, dan kontak (baik nomor telepon atau email).
Natasha mengatakan pelamar tidak perlu menambahkan alamat rumah lengkap dan keterangan pribadi lainnya, seperti agama.
Ia juga mengusulkan untuk menambahkan 'highlight', yang menyoroti pengalaman dan keterampilan yang kamu miliki.
"[Highlight adalah] rangkuman tentang orangnya biasanya dia bilang kita sudah pernah bekerja di bagian ini, sekian lama dan punya pengalaman," katanya.
Misalnya kalau mau melamar jadi barista, kamu bisa menulis 'saya bisa bikin kopi dari grind-nya 30 kilogram per hari', jelas Natasha.
Menurutnya, 'highlight' kurang lebih sama dengan 'career objectives' atau 'personal statements'.
Selain itu, Natasha mengatakan resume juga harus memuat 'skillset' yang relevan dengan pekerjaan yang hendak dilamar.
Ia mengatakan keterampilan yang ditambahkan dalam resume harus disesuaikan dengan 'selection criteria' atau kriteria seleksi yang biasanya disebutkan di lowongan pekerjaan.
Karenanya sangat penting untuk kamu membaca 'selection criteria' yang diinginkan perusahaan sebelum melamar.
Jangan lupa untuk mencantumkan riwayat pekerjaan dan pendidikan sesuai dengan contoh di bawah ini.
Jika sudah mencantumkan semua poin ini, pihak rekruiter akan menentukan apakah kamu "cocok atau enggak" dengan posisi yang dibuka dalam tahap wawancara.Bagaimana kriteria penilaian perusahaan?
Natasha mengatakan ada beberapa faktor yang dilihat.
"Kita lihatnya untuk perusahaannya apakah kamu memang kandidat yang terbaik, apakah kamu akan betah, akan happy kerja sama kita, cocok atau enggak visi dan misinya," ujarnya.
Selain itu, Natasha juga menekankan pentingnya memiliki 'reference' atau referensi di Australia.
Pada umumnya, referensi didapatkan dari mantan manajer kamu di pekerjaan sebelumnya, atau bisa juga pihak lain seperti dosen atau yang pernah bekerja bersama kamu, pokoknya yang benar-benar mengenal kamu secara profesional selama 12 bulan terakhir.
Kamu juga harus memberi tahu orang-orang yang dijadikan referensi kamu, kalau mereka akan dikontak perusahaan yang sedang kamu lamar.
"Kalau saya hire [mempekerjakan] orang, saya mau menelepon tiga orang [referensi]," kata Natasha.
"Kadang saya minta referensi juga bukan hanya dari pekerjaan tapi personal."
Kenapa harus ada referensi? Natasha mengatakan hal ini membantu menggali banyak hal soal pelamar, misalnya kepribadian kamu, apakah kamu merupakan tipe orang yang setia pada perusahaan.Apa bedanya dengan di Indonesia?
Natasha menemukan ciri khas resume orang Indonesia yang berbeda dengan di Australia.
Salah satunya adalah mereka lebih menekankan pengalaman, ketimbang keterampilan yang dimiliki.
"Yang saya dengar, kalau misalnya ... orang Indonesia terus pindah ke sini, terus mereka bikin resume itu tuh kebanyakan tidak meng-highlight skills yang mereka punya, tapi mereka tuh lebih meng-highlight 'oh saya sudah jadi ini berapa lama gitu'."
"Jadi mereka melihat tenure ya ... berapa lama mereka sudah kerja, itu dilihat sebagai 'oh keren banget kalau sudah 10 tahun'.
"[Padahal] kalau saya mau hire orang di tim saya, kenapa kamu kerja lama banget 10 tahun?"
Natasha mengatakan perusahaan justru bisa menjadi lebih minder ketika mengetahui kamu sudah memiliki durasi pengalaman kerja yang terlalu lama.
"Karena bagaimana kalau misalnya ... kita enggak live up to their expectation [memenuhi ekspektasi mereka] juga," ujarnya.
"Karena kalau di Australia kerjaan itu dua arah ya, bukan hanya kita yang cari kerja yang perlu gitu. Tapi dari company-nya mereka juga sangat-sangat mau kamu happy."
Perbedaan lain yang ditemukan Natasha adalah tentang bagaimana pemberi kerja di Australia lebih menyukai resume satu halaman.
"Saya kalau terima resume berlembar-lembar, jujur saja mau mulai bacanya, saya udah malas," katanya.
"Jadi kalau misalnya singkat pada jelas ... to the point ada apa aja, itu lebih preferable [diutamakan] buat orang yang membaca resume-nya."Apakah boleh menaruh satu resume yang sama untuk beberapa perusahaan?
Natasha menekankan sebaiknya kamu tidak melakukan 'cookie cutter'.
Istilah ini mengacu pada ketika kamu mengirimkan satu resume yang sama kepada beberapa perusahaan yang berbeda.
"Kamu harus do your research [melakukan riset], perusahaannya visi dan misinya apa," ujarnya.
Jadi intinya, kamu harus menyesuaikan surat lamaran dan CV kamu sesuai dengan kriteria dan keahliaan yang dicari tiap-tiap perusahaan.Boleh enggak menghias resume?
Belakangan ini, Natasha semakin banyak menerima resume yang dihias menggunakan Canva.
Sebenarnya kamu bisa pakai software apapun, asalkan tidak dibuat berlebihan.
"Jadi benar-benar simpel, enggak banyak ini-itu," katanya.
"Tapi senang sih lihatnya, kalau misalnya orangnya kreatif gitu ya, misalnya di bagian atasnya dia blok [kasih] warna apa gitu meng-highlight skills [keterampilan]-nya dia. Dan itu lebih gampang juga buat kita bacanya, kita open [terbuka]."
Namun menurutnya hingga saat ini, perusahaan Australia masih lebih terbiasa dengan desain yang lebih sederhana.
"Saya pernah lihat CV anak muda Indonesia memang sangat-sangat kreatif buat di Australia, kayaknya kita belum sampai ke situ, masih tetap polos," katanya.
"Jadi benar-benar to the point. Orang biasanya bikin Word Document, terus sama mereka di-PDF."
Menurut Natasha yang bekerja di bidang sosial, penampilan resume juga tergantung pada jenis pekerjaan yang hendak dilamar.
"Untuk kerja kantoran biasa, sepertinya sih untuk saat ini belum sampai kita kayak begitu," katanya.
"Jadi tetap apa yang bersih, yang gampang kita lihat, highlight skills-nya yang benar, biodatanya yang benar."Tips bagi orang baru di dunia kerja?
Natasha mengatakan sangatlah membantu bila lulusan baru memiliki setidaknya pengalaman sebagai volunteer atau relawan.
Ini juga berdasarkan pengalaman pribadinya, yang pernah menjadi volunteer selama dua hari, namun akhirnya bekerja penuh waktu.
"Sambil juga, nambahin skill, les ini-itu, ambil sertifikasi, yang kayak begitu-begitunya yang penting banget," katanya.
Ia juga mengingatkan pelamar asal Indonesia untuk melatih kemampuan berbahasa Inggrisnya ketika melamar pekerjaan di Australia.
"Kalau saya boleh advise, practice, practice, practice [latihan] buat interview-nya," ujarnya.
"Kalau mau apply kerjaan, apply aja, jangan malu. Satu -satunya cara adalah put yourself up there [mencoba melamar], jadi mereka tahu bahwa kamu available."
Good luck ya!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Julian Assange Resmi Bebas, Akan Kembali ke Australia