jpnn.com, JAKARTA - Posisi Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri masih kosong setelah Jenderal Idham Azis dilantik menjadi Kapolri.
Idham diharapkan cermat memilih penggantinya, mengingat posisi Kabareskrim sangat strategis bagi institusi Polri.
BACA JUGA: Ingat, Ini Janji Idham Azis sebelum Jadi Kapolri
Pengamat pertahanan dan keamanan Anton Aliabbas mengatakan, sistem merit harus menjadi rujukan utama dalam menyeleksi sosok perwira tinggi yang akan menjabat Kabareskrim.
"Guna menjaga pola manajemen karier yang baik, Kapolri semestinya mengedepankan penerapan merit system,” ujar Anton kepada wartawan di Jakarta, Selada (5/11).
BACA JUGA: Temui Ketua KPK, Jenderal Idham Azis Kembali Janji Ungkap Kasus Novel Baswedan
Anton menjelaskan, konsistensi penggunaan sistem merit penting dikedepankan Idham. Selain mendorong upaya profesionalisme, sistem promosi dan mutasi di tubuh Polri akan menjadi lebih akuntabel dan transparan. “Merit sistem adalah salah satu bukti konkret Polri menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik di dalam organisasi,” kata dia.
Menurutnya, langkah ini juga dapat menguatkan soliditas internal Polri. Sebab, dugaan adanya titipan politik dalam penempatan pos strategis dapat diminimalisir. Terlebih, agenda politik pada 2020 mendatang adalah pelaksanaan pilkada serentak.
“Penunjukan sosok Kabareskrim baru ini adalah ujian pertama Idham dalam menjaga dan memelihara independensi Polri,” ungkap Anton.
Lebih lanjut, Anton berharap Kabareskrim Polri yang baru merupakan sosok yang memiliki rekam jejak di dalam dunia reserse. Hal ini penting untuk menjadi basis kompetensi perwira tinggi yang ditugasi memimpin Bareskrim.
“Pengalaman di reserse tentu akan sangat membantu dalam menghadapi dinamika ancaman yang semakin kompleks seperti kejahatan narkoba dan lainnya,” pungkas Anton. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy