Ini Unek-Unek Bu Mega Lantaran Dipelintir Media soal Pembubaran KPK

Jumat, 28 Agustus 2015 – 06:30 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA  - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menumpahkan unek-unek tentang kekesalannya menjadi korban berita pelintiran di media. Akibat omongannya yang dipelintir media, Presiden RI kelima itu menjadi bulan-bulanan.

Unek-unek Megawati itu terkait dengan pemberitaan yang menyebutnya mendorong pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berita tentang pembubaran KPK itu berasal dari kutipan pidato Megawati saat menjadi pembicara kunci dalam seminar di MPR RI, beberapa waktu lalu.  

BACA JUGA: Rano Karno Beli Akik di Australia, Ternyata Blak Oval Banten Lebih Bagus

"Saya bilang semua komisi di Indonesia termasuk KPK. Eh, yang diambil Ibu Megawati minta KPK dibubarkan," ujarnya saat berbicara di depan kader-kader partainya dalam acara pengukuhan Badan Pemenangan Pemilu dan Badan Saksi untuk pilkada di bekas kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (27/8).

Baca juga: Megawati Merasa Dipelintir Media soal Berita Bubarkan KPK

BACA JUGA: Kemenpora Gandeng TNI AL Untuk Kapal Pemuda Nusantara

Dia menuding pemberitaan yang salah mengutip pernyataannya itu tidak dibuat secara matang dan akurat. Padahal, Mega mengaku sudah menjelaskan omongannya seobjektif mungkin. "Tapi kenapa dipelintir?” imbuhnya.

Karenanya ia menuding ada suatu kepentingan yang berkepentingan inginan menjatuhkan PDIP melalui pemberitaan.  Caranya, lanjut dia, dengan menjatuhkan ketua umumnya terlebih dahulu.

BACA JUGA: Asli, Ngakak! Pak Hakim Ikut-ikutan Pakai Bahasa Madura

"Senengnya bombastis. Menjelekkan orang enak saja," ucap putri Proklamator RI Soekarno itu.

Sebagai seorang ketua umum PDIP, Megawati merasa dirinya terlalu banyak diekspos media dibanding dengan ketua umum partai lainnya. "Monitoring media jelas banget, gak ada ketua umum yang (beritanya) sebanyak saya," sindirnya.

Meski begitu dia menerima hal itu.‎ Megawati pun mengaku sudah terbiasa di-bully.

Akan tetapi, dia berharap agar media memberikan pemberitaan yang objektif. Sebab, berita memberi pengetahuan dan berpengaruh pada pembacanya. ‎"Bagaimana Indonesia baik kalau media (sebagai) sumber berita yang harusnya punya kode etik tapi sudah gak ada? Kasihan rakyat jika kita tak berikan yang positif," tuturnya.(dna/JPG/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aturan Baru Ini Penting Diketahui Para PNS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler