jpnn.com, MEDAN - BPJS Ketenagakerjaan menggelar kegiatan bertajuk 'Sehari Bersama Pekerja Migran Indonesia' di Medan, Sumatera Utara, Minggu (17/12).
Kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Migran Internasional ini berfokus pada sosialisasi program dan manfaat ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman pekerja migran Indonesia tentang pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
BACA JUGA: Menaker Ida Apresiasi Kinerja BPJS Ketenagakerjaan Atas Capaian 40 Juta Peserta Aktif
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Roswita Nilakurnia yang hadir langsung pada kegiatan tersebut menyampaikan kegiatan ini juga sebagai bentuk apresiasi pihaknya kepada pekerja migran Indonesia.
Selain itu, membekali calon pekerja migran Indonesia tentang manfaat keikutsertaan dalam program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
BACA JUGA: Hakordia 2023, BPJS Ketenagakerjaan Ajak Seluruh Elemen Bekerja Keras Melawan Korupsi
Adapun para peserta yang mengikuti tersebut akan ditempatkan di negara Malaysia, Jepang dan Jerman.
"Ini merupakan kegiatan yang kami buat untuk semakin mendekatkan diri kepada pekerja migran Indonesia, mereka pahlawan devisa negara yang walaupun kerjanya jauh dari tanah air," kata Roswita dalam keterangannya, Senin (18/12).
BACA JUGA: Gandeng Pusrehab Kemhan, BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Kualitas Layanan Program JKK
Rostiwa juga memastikan BPJS Ketenagakerjaan terus meningkatkan pelayanan, salah satunya pekerja migran Indonesia saat ini dapat mendaftar, mengajukan klaim serta memperoleh informasi program melalui Jamsostek Mobile(JMO).
Pekerja migran juga dapat melakukan pembukaan rekening melalui JMO sehingga memudahkan mereka untuk mendapatkan manfaat ketika proses pengajuan klaim.
Roswita juga menyampaikan para pekerja migran Indonesia memiliki fitur baru, yaitu click to call.
Melalui fitur baru ini, pekerja migran Indonesia saat ini bisa mendapatkan informasi lebih melalui contact center 175 tanpa biaya apapun, baik saat berada di dalam negeri maupun ketika mereka sudah berada di luar negeri.
Diketahui, jumlah pekerja migran Indonesia yang sudah terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 453 ribu pekerja.
Adapun pemilihan lokasi kegiatan di Medan, lanjut Roswita, dilatar belakangi Sumatera Utara (Sumut) yang merupakan 6 besar provinsi kantong pekerja migran di tanah air.
Selain itu juga terdapat 2 desa migran produktif, yaitu Desa Serdang dan Desa Silo.
Hingga Oktober 2023 tercatat Sumut telah memberangkatkan calon pekerja migran sebanyak 9 ribu tenaga kerja, dan Medan menjadi kota utama keberangkatan tersebut.
Roswita menambahkan, seperti kampanye BPJS Ketenagakerjaan, yaitu Kerja Keras Bebas Cemas, kegiatan ini diharapkan akan semakin memantapkan warga negara yang memilih bekerja di luar negeri agar mereka dapat bekerja dengan keras tanpa perlu cemas akan kemungkinan risiko dari pekerjaan yang mungkin timbul.
"BPJS Ketenagakerjaan siap memberikan pelayanan optimal ke seluruh pekerja migran Indonesia, baik ketika di tanah air maupun di negara penempatan," tegasnya.
"Tantangannya adalah mereka sudah keburu berangkat dan berada di sana, makanya dengan adanya Jamsostek Mobile ini kami harapkan mereka bisa mendaftarkan dirinya melalui kanal digital," imbuhnya.
Karena itu, lanjut Roswita, caranya adalah BPJS Ketenagakerjaan mulai menyosialisasikan kepada calon pekerja migran Indonesia sejak keberangkatan sehingga bisa mengunduh dan juga membuka rekening perbankan.
"Karena itu merupakan hambatan membayarkan klaim di negara penempatan," ungkap Roswita mengingatkan.
Kegiatan 'Sehari Bersama Pekerja Migran Indonesia ini juga dihadiri Plt Gubernur Sumut yang diwakili Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara Abdul Haris Lubis.
Abdul Haris dalam keterangannya menyampaikan Pemprov Sumut senantiasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada calon pekerja migran Indonesia, pekerja migran Indonesia, dan Purna PMI.
Salah satunya mewajibkan seluruh pekerja migran Indonesia menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
"Pemprov Sumut pasti akan sangat mendukung dan mendorong agar meningkatnya perlindungan pekerja migran Indonesia, dan saat ini tidak ada yang boleh berangkat jika belum terdaftar BPJS Ketenagakerjaan, ini sudah menjadi mandatory," tegas Abdul Haris. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi