jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan bantuan pompa air dan sumur suntik kepada petani agar tetap tanam padi di musim kemarau. Dengan demikian, musim kemarau tidak menjadi hambatan untuk mengoptimalkan tanam padi di daerah sentra produksi.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Edy Purnawan mengatakan, bantuan pompa diberikan kepada kelompok tani dan brigade alat mesin pertanian (alsin) yang ada di dinas kabupaten dan provinsi. Ukurannya beragam mulai dari dua sampai enam inci, tergantung kebutuhan di lapangan.
BACA JUGA: Teknologi Canggih Drone Mulai Digunakan Petani
"Harapannya, dengan bantuan ini wilayah-wilayah yang masih ada sumber air namun tidak ada atau kekurangan pompa tetap dapat bertanam padi dengan menyedot air dari sumber air terdekat," kata Edy di Jakarta, Senin (7/10).
Selain bantuan pompa, kata Edy, pihaknya juga mengalokasikan sarana pembuatan sumur suntik dan bantuan selang. Lahan kering dioptimalkan tanam di provinsi prioritas meliputi Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulteng, Sulsel.
BACA JUGA: Menderita di Musim Kemarau, Petani Tagih Janji Pemerintah Bangun Waduk
"Tujuanya agar tetap bisa tanam di musim kemarau di Jateng, Jabar, Jatim, Sulsel dan Banten. Kementan menyiapkan bantuan pompa sebanyak 1.800 unit," tuturnya.
Edy pun menekankan program Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam penanganan dampak perubahan iklim, tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan tersebut. Namun, ada juga kegiatan Demonstrasi Area Penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) dan Penerapan Penanganan DPI sebagai upaya mengurangi kerusakan akibat DPI sehingga diharapkan bantuan tersebut dapat terus dimanfaatkan di setiap musim tanam berikutnya.
"Lahan-lahan yang masih berpotensi tanam padi dapat dilakukan segera percepatan olah tanah dan tanam, optimalisasi alsintan (pompa, traktor) dilakukan bersama-sama petani, Dinas Pertanian, Kementan, TNI, dan pihak-pihak terkait lainnya,” tandas dia. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan