jpnn.com - JAKARTA - Menkumham Yasonna Laoly belum sepenuhnya setuju dengan usul adanya lapas khusus untuk napi kasus terorisme. Ia khawatir jika dikumpulkan jadi satu para napi tersebut justru akan memperkuat jaringan teroris.
"Ada yang usulkan satu pulau dan lapasnya super maksimum. Ada pengawal polisi, TNI dan Densus 88. Tapi kalau menggabungkan napi hardcore kasus terorisme satu tempat itu bisa jadi sekolah mereka," ujar Yasonna di kantor presiden, Jakarta, Kamis (21/1).
BACA JUGA: Beredar SMS, Ical Mau Lengser dari Ketum Golkar
Karena itu, Yasonna lebih memilih dibuat pilihan persebaran para napi di beberapa lapas. Namun, ditempatkan di blok yang terpisah dan dijaga ketat sehingga tidak menebar paham radikal dengan napi lainnya. Jika jadi dibuat demikian, ia minta ada pengawasan super maximum pada blok napi teroris.
"Tidak boleh gabung dengan napi lain. Kecuali simpatisan," imbuhnya.
BACA JUGA: Kesaksian JK Tak Dipertimbangkan, Jero Keberatan Tuntutan Jaksa Terlalu Tinggi
Yasonna mengatakan, sudah menginstruksikan Ditjen PAS untuk membuat pemetaan tempat dan blok yang bisa digunakan untuk isolasi napi kasus terorisme. Termasuk anggaran yang dibutuhkan.
"Ini harus dirotasi. Jadi mereka dipindah-pindah blok atau tempatnya supaya tidak satu tempat dan membuat jaringan lagi," tandas Yasonna. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Gelar Sidang sampai 4 Kali, MK Dianggap Tabrak Aturan Sendiri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gemas, Yasonna Maunya Cabut Paspor WNI Terduga Teroris
Redaktur : Tim Redaksi