Ini yang Dilakukan Bea Cukai ketika Mengunjungi Pabrik Pelaku Usaha

Jumat, 16 September 2022 – 16:49 WIB
Bea Cukai Bogor melaksanakan program CVC ke PT Nittoh Presisi Indonesia, Selasa (6/9). Foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri melalui pemberian fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai yang tepat sasaran. 

Bea Cukai mengimplementasikan fungsi tersebut dalam kegiatan bertajuk Customs Visit Customer (CVC), sebuah metode asistensi kepada pengguna jasa melalui kunjungan langsung ke lapangan.

BACA JUGA: Bea Cukai Sosialisasikan Aturan Kepabeanan di 3 Kota

Dalam rangka memberikan dukungan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang akan melaksanakan ekspor, Bea Cukai Banjarmasin melakukan kegiatan CVC pada CV Exotic Greenhouse di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Senin (12/9). 

Kegiatan ini bertujuan mengasistensi dan berdiskusi mengenai kegiatan ekspor tanaman hias anturium yang akan dilaksanakan oleh CV Exotic Greenhouse.

BACA JUGA: Bea Cukai Perkuat Kolaborasi dengan TNI-Polri dan Jabatan Kastam Diraja Malaysia

Produk tanaman hias merupakan salah satu komoditas unggulan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 

‘’Kami berharap melalui asistensi ini, proses ekspor dapat berjalan lancar sehingga tanaman hias hasil budi daya CV Exotic Greenhouse dapat menembus pasar global,” ujar Andru Iedwan Permadi, Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Banjarmasin.

BACA JUGA: Bea Cukai Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal di Kudus

Sementara itu, Bea Cukai Bogor melaksanakan program CVC ke PT Nittoh Presisi Indonesia, Selasa (6/9). 

PT Nittoh Presisi Indonesia bergerak di bidang manufaktur dengan memproduksi kaca lensa yang dapat difungsikan menjadi lensa kamera, CCTV, lensa proyektor, dan lensa webcam. 

Tim Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Bogor melakukan kegiatan sharing session yang dilanjutkan dengan pelaksanaan factory tour atau lawatan pabrik untuk memeriksa proses bisnis perusahaan. 

Melalui kegiatan lawatan pabrik, tim melihat area gudang bahan baku dan menyaksikan langsung proses pembuatan lensa meliputi mulai dari curve generator process, polishing process, polishing inspection, centering process, centering inspection, lens washing, dan coating preparation, coating lens, lens grouping, lens painting, hingga final inspection. 

Proses produksi pembuatan lensa ini sebagian besar telah menggunakan mesin canggih agar produk yang dihasilkan presisi dan maksimal.

Wahyu Setyono Widyobroto, Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Bogor, mengungkapkan bahwa PT Nittoh Presisi Indonesia merupakan salah satu perusahaan penerima fasilitas Kawasan Berikat Mandiri (Self-Managed Bonded Zone) sejak tahun 2019. 

“Fasilitas Kawasan Berikat Mandiri diberikan kepada perusahaan yang dinilai memiliki kinerja baik, pelaporan keuangan yang taat, dan tingkat pelanggaran yang minim,” ucapnya.

Wahyu menambahkan jumlah pengguna fasilitas kawasan berikat makin bertambah, tetapi tidak sebanding dengan petugas yang melakukan pelayanan dan pengawasan. 

Karena itu, sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, pemerintah menciptakan kebijakan yang memudahkan sekaligus menstimulasi kegiatan ekspor. Bea Cukai membuat terobosan baru dengan meluncurkan Kawasan Berikat Mandiri.

“Kami berharap perusahaan dapat mengoptimalkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah sehingga mampu memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal dan meningkatkan perekonomian daerah,” kata Wahyu. (antara/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler