Ini yang Membuat Rektor IPB Arif Satria Cepat Sembuh dari Covid-19, Hanya 6 Hari Dirawat di Rumah Sakit

Selasa, 29 September 2020 – 00:10 WIB
Rektor IPB Arif Satria. Foto: Dokumen Pribadi

jpnn.com, BOGOR - Setelah enam hari menjalani isolasi di Rumah Sakit EMC Sentul, Kabupaten Bogor, Rektor IPB Arif Satria dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Hasil itu diketahui berdasarkan tes usap kedua, Jumat (25/9). Kesembuhan sang profesor cukup singkat. Apa kuncinya?

BACA JUGA: Hasil Swab Kedua Rektor IPB Negatif Covid-19

Tak sampai sepekan, Prof Arif dinyatakan sembuh dari Covid-19. Kepada Radar Bogor, pria yang hobi menciptakan lagu ini berbagi pengalaman. Rahasianya: menjaga imun, iman dan kondisi tubuh.

Plus, menghirup minyak kayu setiap hari. Selama masa isolasi, Arif terus mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Dia juga membangun keikhlasan dan prasangka baik.

BACA JUGA: Polisi Tangkap Penjual Burung Tiong Emas, Berapa Harganya?

Termasuk melihat cobaan tersebut sebagai momentum perbaikan diri. Menjadi pribadi yang berkualitas, sabar, rendah hati, peduli, dan menjadi hamba yang lebih baik.

“Prasangka baik kepada Allah adalah sumber ketenangan, dan ketenangan adalah sumber peningkatan imun. Imun adalah pertahanan terbaik menghadapi penyakit. Karena itu, berprasangka baiklah kepada Allah karena Allah akan berkehendak sesuai prasangka hambanya,” ujarnya seperti dilansir Radar Bogor.

BACA JUGA: Polisi Gerebek Vila di Bandung, 19 Orang Lagi Pesta Terlarang

Arif percaya, kekuatan iman mendatangkan kemampuan mengambil hikmah setiap cobaan.

Membawa ketenangan batin yang menjadi modal penting menuju kesembuhan. Terpenting adalah Jangan panik. Karena panik merupakan separuh penyakit.

“Kemudian ada ketahanan interpersonal. Sedari awal saya secara terbuka menyatakan positif terpapar. Hal ini untuk memudahkan tracing dan meminimumkan risiko menularnya ke orang lain,” bebernya.

Setelah informasi meluas, doa terus bergema. Yang pokok adalah doa orang tua dan keluarga yang memiliki ketulusan khusus. Begitu pula peran para sahabat yang mengirim doa dan semangat.

Berbagi tips pengobatan, dan bahkan membantu suplai obat-obatan. “Komunikasi interpersonal yang baik menjadi sumber kebahagiaan,” ucapnya.

Sebaliknya kata Arif, komunikasi interpersonal yang buruk akan menjadi energi negatif yang menguras emosi yang bisa menurunkan imun.

“Cinta tulus tak bersyarat para sahabat melalui doa dan atensi adalah energi positif yang menciptakan ketenangan, semangat baru, dan optimisme kesembuhan yang bisa memperkuat imun,” ucapnya.

Setelah dua fase itu, baru penguatan fisik yang menurut dia bisa muncul dari ketahanan spiritual dan interpersonal. Namun ketahanan fisik juga harus diperkuat dengan tindakan medis.

Menurutnya, saat ini setiap rumah sakit memiliki standar obat-obatan anti Covid-19. Baik itu berupa paket multivitamin C-D-E dan zinc, obat-obatan hingga antibiotik.

Selain itu ada makanan bergizi dan obat kumur yang sebagian besar ditujukan untuk peningkatan imun. RS juga melakukan pemantauan rutin suhu, tekanan darah dan saturasi. Arif menegaskan, siapapun yang dinyatakan positif sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk diagnosis.

“Seperti melakukan pengecekan paru-paru, darah, dan sekaligus deteksi kemungkinan ada penyakit sampingan yang akan berpengaruh untuk strategi pengobatan Covid-19,” imbuhnya.

Selain itu, Arif juga mengonsumsi obat-obatan herbal berbagai merek. Seperti propolis, permen Cajuput kayu putih inovasi dari IPB, madu, jahe merah, dan setiap saat menghirup aroma minyak kayu putih baik dengan eucalyptus roll on, maupun menghirup uap air panas yang ditetesi kayu putih.

“Menghirup uap air panas yang ditetesi minyak kayu putih sangat membantu, itu saya lakukan setiap hari. Itu hanya salah satu cara saja. Intinya menghirup aroma minyak kayu putih,” ungkapnya.

Arif mengaku, tak sedikit yang mengirimkannya ramuan herbal tak bermerk kepadanya untuk dicoba.

Sebagian di antaranya dikonsumsi ketika sudah mengetahui kandungannya. Ia mengingatkan agar semua konsumsi obat herbal perlu dikonsultasikan ke dokter. Ia juga rutin mengonsumsi air zam-zam.

“Ini adalah cerita dan refleksi apa yang saya lakukan dan alami selama enam hari perawatan di RS. Yang Alhamdulillah kemudian dinyatakan sembuh setelah uji swabnya negatif. Mari kita terus saling mendoakan semoga sehat selalu sehat walafiat,” pungkasnya. (dka/d/radarbogor)

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler