jpnn.com - JAKARTA - Akademisi Universitas Lampung, Muhajir Utomo mengakui, program transmigrasi adalah momentum tepat untuk membangun negara melalui daerah pinggiran. Menurutnya, cita-cita negara dapat terlahir dari program transmigrasi.
“Pasang surut transmigrasi mulai dari era kolonisasi tahun 1995, bahwa tujuan transmigrasi saat itu adalah bagian dari realisasi pembangunan daerah. Perpindahan penduduk dilakukan, berdasarkan analisis SDM (Sumber Daya Manusia) dan SDA (Sumber Daya Alam),” ujar Muhajir pada peluncuran buku Transmigrasi Menggapai Cita, di Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT), Kalibata, Selasa (19/1).
BACA JUGA: Ini Jumlah Kebutuhan Beras per Tahun
Menurut Muhajirin, bertumpuknya masyarakat di Pulau Jawa hanya bisa diatasi melalui program transmigrasi. Karena program tersebut merupakan bagian dari penggerak pedesaan yang akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.
“Di desa itu infrastruktur lemah, petaninya juga sudah tua-tua. Karena sangat jarang anak muda yang mau menetap di desa," ujarnya.
BACA JUGA: Dualisme Kewenangan di Batam Sudah Dibahas di Lima Ratas, Kok Belum Tuntas?
Muhajir menyarankan, program transmigrasi sebaiknya fokus pada tiga objek. Yakni ekonomi, sosial dan lingkungan. Selain itu, komoditi yang dipilih dalam mengembangkan desa juga harus memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan kompetitif.
“Ada juga transmigrasi di wilayah pesisir, untuk menjadi nelayan misalnya. Sudah saatnya juga menteri merangkul perguruan tinggi dan pendukung lain. Karena tantangan kita semkin pelik. Bukan hanya tantangan lahan, tapi banyak juga tantangan lain," ujar Muhajirin. (gir/jpnn)
BACA JUGA: Pemerintah Harus Tegas, Jangan Lagi Ada Trader Gas Bermodal Kertas
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Hari Lumpuh, Bandara Ini Beroperasi Lagi
Redaktur : Tim Redaksi