jpnn.com, JAKARTA - Kemajuan dunia digital rupanya memberikan peluang munculnya penipuan online. Hampir separuh dari pengguna Internet mengalami ancaman keuangan selama periode survei 12-bulan, seperti menerima surel mencurigakan yang mengaku dari bank (22 persen) atau situs ritel (15 persen), dan permintaan data keuangan (11 persen).
Menurut hasil penelitian, enam persen konsumen kehilangan uang karena penipuan daring, empat persen menjadi korban kebocoran data dan kehilangan uang melalui organisasi keuangan dan tiga persen konsumen pemilik cryptocurrency (seperti BitCoin) atau e-money kecurian.
BACA JUGA: Awas!!! Ada Penipuan Berkedok Go-Pay, Begini Modusnya
Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat modus penipuan online paling populer. Berikut empat modus tersebut:
Bisnis Rumahan
BACA JUGA: Kasus Penipuan Online Telah Kalahkan Kejahatan Konvensional
Bisnis ini dimanfaatkan oleh para penipu untuk menjerat para calon korbannya. Di sini calon korban akan diiming-imingi mencari uang dari rumah, pekerjaan yang ditawarkan biasanya tidak sulit namun (katanya) bisa menghasilkan begitu banya uang. Modusnya bisa beraneka rupa. Bisa berupa investasi online, iming-iming jual beli saham (atau emas), dan sebagainya.
Modus Lotre
BACA JUGA: Beginilah Cara WN Tiongkok Sindikat Penipu Mengelabui Polisi
Dalam kasus ini, calon korban akan dimingi-imingi uang benilai besar sebagai hadiah lotre. Ya, meski tak pernah merasa sudah mengikuti lotre, namun banyak sekali korban yang tertipu. Dengan alih-alih mendapatkan uang yang diinginkan, korban justru kerap diminta untuk mengisi data diri pada form khusus. Arah penipuan ini jelas mengarah ke Phising atau juga penipuan perbankan dan kartu kredit.
Dalam kasus-kasus di Indonesia, banyak korban yang kemudian diminta mentransfer sejumlah uang ‘administrasi dan pajak’ agar hadiah tersebut dapat dikirimkan atau ditransfer ke mereka. Hasil riset Microsoft menyebutkan bahwa penipuan jenis ini pernah dialami 44 persen koresponden mereka.
Email SPAM
Terkadang ada email yang mengaku-ngaku dari instansi atau perusahaan tertentu. Tapi awas bisa jadi itu adalah salah satu modus penipuan jika email tersebut mengandung link yang mengarahkan Anda ke situs tertentu. Bisa jadi awalnya mereka hanya meminta data pribadi berupa nama dan email. Seterusnya berbagai email seperti tawaran bisnis, lotre, hadiah, dan sebagainya akan membanjiri akun Anda.
AntiVirus Palsu
Penyebaran antivirus palsu kerap meresahkan pengguna. Pelaku biasanya menakuti-nakuti korban dengan menyebutkan bahwa komputernya terinfeksi virus berbahaya dan menawarkan bantuan pembersihan. Saat korban mengklik ‘Ok’ untuk mengizinkan ‘pembersihan’ tersebut sebetulnya dia sedang menginstal program atau virus yang justru bisa membantu para ‘hacker’ mencuri identitas pribadi si pemilik komputer.
Oleh karena itu, sekarang sudah ada pilihan sebuah platform terpercaya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Katakanlah ketika ingin mengajukan pinjaman atau kredit. Saat ini tidak perlu khawatir lagi karena sudah dapat melakukan via kredit online tanpa kartu kredit dari PayLater miliki Traveloka.
Apa itu Traveloka PayLater? Traveloka PayLater adalah pinjaman online tanpa jaminan yang dapat digunakan pengguna Traveloka melalui aplikasi Traveloka. PayLater adalah fitur kredit tanpa kartu dari TravelokaPay yang memungkinkan pengguna membeli produk Traveloka dan membayar mulai 30 hari setelah transaksi.(mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Cara WN Tiongkok Sindikat Penipu Masuk ke Bali
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh