Kecuali Anda adalah orang tua dari sesosok anak kecil, atau turis di suatu tempat seperti India, feses atau kotoran manusia cenderung tak menjadi topik pembicaraan. Tapi itu bisa berarti Anda kehilangan beberapa fakta menarik – dan berguna.

Membicarakan tentang buang air besar dan feses akan melenyapkan nafsu makan malam Anda, tapi ada banyak yang perlu diketahui tentang keduanya.

BACA JUGA: Sandhy Sondoro Akan Ramaikan Festival Wonderful Indonesia di Melbourne

Perhatikan dengan seksama karena kami akan bagikan beberapa poin penting mengenai limbah manusia ini.

1. Sebagian besar feses adalah air

BACA JUGA: Di Australia, Ada Diplomasi Kuliner Komunitas Muslim, Yahudi, Yunani dan Italia

Feses mungkin terlihat padat (kecuali Anda terkena diare) tetapi sebenarnya kotoran Anda terdiri dari 75% air. Dan dari materi padat itu, sekitar sepertiganya adalah bakteri mati. Elemen ketiga adalah makanan yang sulit dicerna (yang meliputi bagian luar biji jagung yang bisa Anda lihat di feses). Sisanya adalah kolesterol dan lemak, protein serta zat-zat anorganik seperti besi fosfat. Ini semua dikumpulkan di sepanjang saluran pencernaan dari mulut Anda ke bagian bawah tubuh.


Ada sejumlah fakta tentang buang air besar yang perlu anda ketahui.

BACA JUGA: World Vision: Terlalu Banyak Lembaga Amal di Australia Mencari Dana

2. Feses itu seperti Natal

Tentu kita tak berbicara tentang efek yang mertua Anda timbulkan pada suasana hati ketika mereka berkunjung saat Natal. Tapi feses benar-benar berasal dari sesuatu yang merah dan hijau. Feses mendapat warna coklat dari senyawa kimia yang dilepaskan ketika sel-sel darah merah terpecah dalam tubuh kita. Senyawa kimia itu berjalan ke usus melalui empedu, cairan pencernaan berwarna hijau lalu diproduksi oleh hati. Tapi selama proses pencernaan, empedu bercampur dengan apa yang telah kita makan, dan itu mengubah warna dari hijau menjadi coklat, mengingat ia juga terpapar oleh bakteri dalam perjalanan ke usus kita.

3. Feses bisa seperti pelangi

Apa yang Anda makan bisa mempengaruhi warna feses anda. Begitu pula kondisi kesehatan dan obat-obatan tertentu mempengaruhi warnanya. Hasil akhirnya bisa berwarna hijau, kuning pucat, abu-abu, hitam, atau merah marun. Feses berwarna hijau terang bisa menunjukkan transisi cepat dari usus di mana cairan empedu tak punya waktu untuk berubah menjadi coklat. Hal ini bisa terjadi jika Anda terkena diare, misalnya. Feses berwarna cokelat pucat atau kekuningan mungkin menunjukkan Anda memproduksi garam empedu terlalu sedikit. Feses berwarna putih keabuan atau kuning sangat pucat juga bisa menunjukkan masalah pada organ-organ dalam seperti hati.

4. Jika Feses anda merah, itu artinya peringatan keras

Yang paling penting, feses bisa memberitahu kita tentang kesehatan,apakah kita memiliki tumor usus atau tidak. Tumor usus sering mengandung darah sehingga Anda harus selalu berbicara dengan dokter jika Anda melihat darah setelah buang air besar – ditemukan baik di luar feses, di kertas toilet setelah Anda membersihkan anus atau di dalam closet.

5. Tapi tak semua feses dengan darah berarti kanker usus

Wasir, fisura anal, polip usus, tukak lambung dan berbagai penyakit pencernaan lainnya juga bisa menyebabkan perdarahan yang anda temukan di closet. Demikian juga, feses berwarna hitam, merah atau marun juga mungkin merupakan akibat dari konsumsi tablet zat besi atau sering menjejali tubuh anda dengan licorice (gula berwarna gelap) atau blueberry. Kadang-kadang, Anda bisa mengalami beberapa hal. Dokter Anda adalah orang yang tepat untuk ditemui.

6. Anda tak perlu buang air besar setiap hari

Pernahkah Anda punya saudara yang sudah tua yang suka berbicara tentang kebiasaan buang air besar mereka di pertemuan keluarga? Kemungkinannya satu, anda akan mendengar betapa pentingnya buang air besar setiap hari. Kenyataannya, perilaku usus sangat bervariasi dari satu orang ke orang lainnya dan bahkan bisa bervariasi dari satu hari ke hari berikutnya untuk satu orang yang sama. Menurut sebuah studi di Skandinavia tahun  2010, antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu tampaknya menjadi frekuensi buang air besar yang 'normal'.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Memotret Kehidupan Ilmuwan dan Peneliti di Luar Laboratorium

Berita Terkait