jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah guru honorer di Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar pada momen peringatan Hari Guru Honorer (HGN), Kamis (25/11).
Ketum Forum Guru Honorer Bersertifikasi Sekolah Negeri (FGHBSN) Nasional Rizki Safari Rakhmat dalam orasinya mengungkap soal dampak kekosongan guru PNS dan PPPK atas moratorium rekrutmen guru ASN yang terbatas.
BACA JUGA: Satu Bus dengan Menteri Nadiem, Guru Terkejut, Memimpikan Saja Tidak Pernah
Dia juga mempertanyakan sulitnya guru honorer negeri mendapatkan kesempatan ikut pendidikan profesi guru (PPG).
Dalam kesempatan itu, Rizki menyatakan para guru honorer menyampaikan enam tuntutan kepada pemerintah.
BACA JUGA: P2G Sebut Nadiem Makarim Gagal Meyakinkan Pemda soal Formasi 1 Juta Guru PPPK
"Kami merekomendasikan enam hal kepada pemerintah," kata Rizki Safari Rakhmat.
Berikut enam tuntutan guru honorer:
BACA JUGA: Guru Honorer Lulus Passing Grade PPPK Aksi 25 November, Habib Hisyam Keluarkan Instruksi
1. Berikan kepastian semua guru honorer di sekolah negeri untuk mendapatkan status kepegawaian sebagai Guru ASN (PNS dan PPPK).
2. Selesaikan kekosongan guru ASN tahun ini dengan mengangkat guru honorer dari negeri dan swasta
3. Jadikan hasil seleksi PPPK 2021 sebagai upaya peningkatan kompetensi guru ke depannya.
4. Berikan kesempatan semua guru dapat mengikuti program sertifikasi guru.
5. Jadikan penyelesaian kekosongan guru ASN menjadi prioritas utama anggaran gaji dan tunjangan dari APBN/APBD dibanding prioritas pembangunan lainnya.
6. Ada jenjang karier dari PPPK guru dapat menjadi PNS mengandalkan sistem seleksi saat ini jangan untuk mengeksekusi mana yang layak menjadi ASN dan tidak. Namun, hasil seleksi justru menyelamatkan guru honorer atas status kepegawaiannya dan refleksi bersama untuk peningkatan kompetensi guru ke depannya (keikutsertaan sertifikasi, guru penggerak, upskilling dan upgrading).
‘’Bangkit guru, bergerak dari hati, pulihkan pendidikan. Pemerintah belum bergerak sepenuh hati, untuk pulihkan guru yang belum merdeka," pungkas Rizki Safari Rakhmat. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad