jpnn.com - JAKARTA – Kerugian triliunan rupiah yang dialami Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memang wajar.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, sebanyak 23,90 persen biaya pelayanan kesehatan 2015 dihabiskan untuk membiayai penyakit Katastropik.
BACA JUGA: Setelah 7 Tahun, Wiranto Akhirnya Lapor Harta ke KPK
"Data yang kami punya, dominasi biaya pelayanan kesehatan oleh penyakit kronis katastropik. Ada delapan penyakit menyedot anggaran jaminan kesehatan nasional (JKN) terbesar," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Lilik Sulistiyowati dalam Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang dihelat KOWANI-Kemenkes RI hari terakhir di Jakarta, Jumat (7/10).
Dia menyebutkan penyakit yang menyedot dana BPJS terbesar adalah jantung. Setelah itu disusul gagal ginjal kronik, kanker, leukemia, stroke, thalasemia, sirosis hepatis, dan haemofilia.
BACA JUGA: GP Ansor Anggap Ahok Pakai Almaidah karena Gelisah Bakal Kalah
Lilik menggambarkan, biaya satu penderita kanker setara untuk dana bagi 1.000 orang yang terkena infeksi biasa.
"Ya bisa dimaklumi, kenapa BPJS merugi, karena penduduk Indonesia banyak yang menderita penyakit kronis," ucapnya.
BACA JUGA: Tito Instruksikan Pusdokkes Telusuri Penyebab Polisi Bunuh Diri
Data Kemenkes 2015 juga menyebutkan, proporsi biaya pelayanan kesehatan JKN untuk primer sebesar 20,30 persen, katastropi (23,90 persen), dan kronis (10,50 persen).
Selanjutnya, tindakan bedah sebesar 11,50 persen, infeksi (8persen), persalinan (7,14 persen), mata (3,80 persen), dan penyakit lainnya (14,86 persen). (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Seriusi Kasus Dugaan Ahok Menista Alquran
Redaktur : Tim Redaksi