jpnn.com - Misteri apa yang mendorong seseorang untuk berzina dan berselingkuh?
Menurut sebuah studi baru, para peneliti telah menemukan tujuh alasan mengapa orang selingkuh.
BACA JUGA: Ini 4 Hambatan di Ranjang yang Bikin Lemes, Simak Cara Mengatasinya!
Tim peneliti Amerika mensurvei 495 orang dewasa dengan usia rata-rata 20 tahun.
Masing-masing individu ditanya apakah mereka pernah berselingkuh dan jika demikian, mengapa.
BACA JUGA: Lakukan Latihan Ini Bikin Pria Ketagihan, Dijamin Makin Panas di Atas Ranjang!
Alasan utama yang muncul adalah "kurangnya cinta".
Lebih dari 77 persen responden mengaku bahwa mereka telah jatuh cinta dengan pasangan utama mereka.
BACA JUGA: Sejumlah Gaya dari Kamasutra untuk Aktivitas Penuh Gairah di Ranjang, Silakan Dicoba Sayang
Mereka menyebutkan bahwa itu adalah motivasi utama untuk mencari hubungan terlarang.
Namun, menurut The Independent, ahli menyimpulkan bahwa pasangan yang selingkuh tidak lagi merasa bahwa pasangannya mencintai mereka.
Ada juga yang beralasan ingin lebih banyak variasi pasangan sensual. Ini menjadi alasan paling umum kedua.
Lebih dari 41 persen membenarkan perselingkuhan mereka dengan alasan bahwa mereka tidak merasa berkomitmen tinggi pada pasangan utama mereka.
Alasan seperti "Saya sedang mabuk" dan "Itu baru saja terjadi", tetapi kutipan itu muncul sebagai alasan yang sah untuk 70 persen pezina.
Lebih dari para peserta uji coba, khususnya 57 persen, menyebut "Saya ingin meningkatkan popularitas saya", sebagai motivasi.
Para ahli menyimpulkannya sebagai ketidakamanan dan harga diri rendah.
Lebih dari 43 persen pezina mengatakan bahwa mereka kadang-kadang selingkuh sebagai tindakan tidak murni.
Entah mereka ingin membalas dendam pada pasangan utama atau mereka baru saja mengalami hari yang buruk.
Lebih dari sepertiga partisipan mengaku selingkuh karena ingin berhubungan di ranjang. Responden ini adalah laki-laki.
Sementara itu, sebagian besar perempuan pezina menyebut cueknya pasangan dalam hubungan utama mereka sebagai alasan utama perselingkuhan.
Studi ini diterbitkan dalam Journal of S*x Research. (mcr13/jpnn)
Redaktur & Reporter : Gigih Sergius Agasta