Inilah Alasan Publik tak Percaya Parpol

Selasa, 16 Juli 2013 – 14:09 WIB

jpnn.com - :vid="8903"

JAKARTA - peneliti Lembaga Survei Nasional (LSN), Dipa Pradipta mengatakan bahwa kepercayaan publik kepada partai politik sangat rendah. Partai politik menjadi institusi demokrasi yang paling tidak dipercaya dibandingkan mahasiswa, lembaga survei, media massa, LSM dan dan ormas.

BACA JUGA: Mertua Irjen Djoko Bersaksi di Pengadilan Tipikor

Menurut Dipta Pradipta, ada empat alasan yang membuat publik tidak mempercayai partai politik. Yaitu meliputi, Pertama, banyaknya parpol di parlemen yang terlibat kasus korupsi. Kedua, parpol kurang memperdulikan masalah rakyat. Ketiga, para pengurus partai dipersepsikan cenderung berperilaku pragmatis dalam menghadapi berbagai isu nasional. Keempat, banyaknya kasus amoral yang melibatkan kader partai seperti perselingkuhan, beristri banyak, skandal seks dan narkoba.

"Partai-partai yang diduga banyak terlibat kasus korupsi dan dipersepsikan kurang peduli terhadap problem rakyat tidak memperoleh elektabilitas yang cukup signifikan," ujar Dipa Pradipta dalam jumpa pers di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa (16/7).

BACA JUGA: 1.169 Calon Haji Tunda Keberangkatan

Dari riset LSN, tingkat kepercayaan publik terhadap integritas parpol hanya sebesar 42,6 persen. Sementara itu, ublik menaruh kepercayaan besar terhadap kalangan mahasiswa sebanyak 70,8 persen, lembaga survei 69,3 persen, media massa 65,1 persen. Sedangkan LSM mendapat kepercayaan 58,5 persen, dan ormas 57,5 persen.

Survei LSN ini dilakukan pada tanggal 1 sampai 10 Mei 2013 di 33 provinsi. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun.

BACA JUGA: Sakit Perut, Nazaruddin Batal Bersaksi

Jumlah sampel sebanyak 1230 responden, diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error 2,8 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.

Sementara itu, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan bantuan atau pedoman kuesioner. Responden terdistribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Hasil survei juga dilengkapi dengan riset kualitatif berupa media analisis dari sejumlah surat kabar nasional dan daerah. (ysa/rm/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jusuf Kalla, Dahlan Iskan dan Mahfud MD Paling Diunggulkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler