Inilah Capaian Kerja Badan Litbang dan Inovasi KLHK 2018

Senin, 15 Oktober 2018 – 13:00 WIB
Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Agus Justianto. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus membuat inovasi-inovasi baru dalam menunjukan kinerja pemerintah untuk masyarakat sepanjang 2018.

Salah satunya melalui hasil kerja yang dijalankan Badan Litbang dan Inovasi KLHK yang sudah melakukan sejumlah terobosan tahun.

BACA JUGA: Manggala Agni Tinanggea Amankan Bandara dari Asap Karhutla

Menurut Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Agus Justianto ada beberapa hasil kerja jajarannya yang sudah bisa dirasakan publik tahun ini.

"Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3LL) yang telah melakukan riset terhadap pencemaran merkuri di tengah masyarakat," ujar Agus saat membuka acara Ngobrol Pintar (Ngopi) di Gedung Manggala KLHK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (15/10).

BACA JUGA: Karhutla TN Gunung Ciremai Berhasil Dipadamkan

Acara tersebut membahas pencapaian-pencapaian yang telah dilakukan selama 2018.

Menurut Agus, lewat P3KLL, dilakukan penelitian dan kerja sama dengan kementerian/lembaga lain agar mencegah masyarakat terpapar merkuri.

BACA JUGA: Menteri Siti Ajak Cinta Lingkungan Mulai dari Ponpes

Keberhasilan lainnya dari BLI, kata Agus, berupa penambahan koleksi kayu pada Xylarium Bogoriense milik Indonesia.

Xylarium Bogoriense telah menduduki peringkat pertama dunia sebagai Xylarium terbesar dan terlengkap di dunia pada September 2018.

Pengembangan Xylarium itu juga telah didukung penuh oleh Presiden Joko Widodo saat launching pada akhir September lalu.

"Masih terus ada penambahan kayu yang didaftarkan di Xylarium dari seluruh Indonesia, sebagai tambahan koleksi," imbuh Agus.


Tak hanya itu BLI KLHK juga berhasil meluncurkan Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) yang digunakan untuk mendukung pendataan jenis kayu dari Xylarium Bogoriense.

Keberhasilan lainnya seperti program 1.000 Desa Bambu di Indonesia yang bertujuan untuk menjawab isu lingkungan dan sekaligus untuk peningkatan pendapatan masyarakat lokal.

"Sampai saat ini, gerakan desa seribu bambu ini sudah didukung oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan pelaku industri agar dikerjakan bersama warga," paparnya.

Kemudian BLI KLHK juga sukses menghasilkan jenis murbei unggul dan jenis hibrid ulat sutera dengan produktivitas tinggi. Hal itu diupayakan untuk meningkatkan produktivitas sutera alam.

Melihat sejumlah keberhasilan ini, Agus berharap didukung semua pihak sehingga akan terus dikembangkan inovasi baru bagi masyarakat melalui BLI KLHK.

"Kita bersama sampaikan pada masyarakat melalui media massa, agar masyarakat mengetahui hasil kerja pemerintah dan mendukung mengembangkannya," pungkas Agus. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perhutanan Sosial Wujudkan Kesejahteraan Rakyat  


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler