jpnn.com, KENDAL - Ini dia sensasi tata tertib dan code of conduct yang diterapkan di Pasar Karetan Radja Pendapa. Peraturan ini sudah disosialisasikan di masyarakat sebagai tenant dan juga publik melalui media sosial.
“Kami ingin membangun budaya pasar yang bernuansa pariwisata,” sebut Don Kardono, Stafsus Menpar Bidang Komunikasi.
BACA JUGA: Dari Kopi Karetan GenPI Jateng sampai Kopi Sanger GenPI Aceh
Misalnya, minimalisasi penggunakan bahan-bahan plastik, steroform, gelas kaca. Ganti dengan bahan-bahan yang berasal dari alam, yang ramah lingkungan. Gelas dari bambu, mangkuk dari batok kelapa, poci tanah liat, piring daun pisang atau jati dan alas rotan. “Kembali ke tradisi zaman dulu,” sebut Don.
Menpar Arief Yahya memang memberikan keleluasaan bagi GenPI untuk berkreasi. Menciptakan atraksi baru yang anak muda banget. “Ada creative value dan juga commercial value! Itu yang akan membuat komunitas itu lebih abadi,” tutur Arief Yahya.
BACA JUGA: Pernikahan Kahiyang-Bobby Bisa jadi Ikon Wisata Budaya
Message yang ingin dibangun GenPI Generasi Pesona Indonesia adalah Go Green! Pasar yang tidak menambah beban kerusakan lingkungan, netizen yang environment friendly, dan menjaga tradisi lama yang nyaris tidak populer lagi. “Buat anak netizens, yang langka yang penuh sensasi,” lanjut Don Kardono.
Penjual, petugas, semua mengenakan pakaian kerja ala Jawa. Sederhana, tapi Instagramable. Pakai iket, alias kain penutup rambut khas tradisi Jawa. “Penataan makanan di rombong penjual juga artistik, kalau difoto bagus, sudah jadi objek yang layak medsos. Tidak asal,” tutur Don Kardono lagi.
BACA JUGA: Film Dawah, dari Indonesia Menuju Roma untuk Dunia
Hal senada diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara Esthy Rekho Astuty. “Kombinasi yang baik, antara netizens, masyarakat, dalam mempromosikan destinasi, itu akan sempurna. Ingat Pentahelix ABCGM Pak Menteri Arief Yahya,” katanya.
Penyajian juga dibuat semenarik mungkin, lagi-lagi untuk kepentingan foto. Meskipun rasanya super enak, kalau penyajian ala kadarnya, tidak menantang nafsu makan. “Kami sudah sosialisasikan ke masyarakat, dan mereka senang, karena mendapat ilmu baru,” kata Mei Kristianti, Ketua Panpel.
Masuk ke kompleks Pasar Karetan Radja Pendapa Camp gratis, tidak berbayar. Parkir mobil 5.000 dan motor 2.000 dikelola oleh masyarakat, dan mendapat transportasi gratis dengan Shuttle Odong-odong dari lokasi parkir ke area pasar Karetan.
Di setiap sign papan petunjuk di jalan, ada masyarakat yang menunggui, membantu customers (masyarakat) yang mau ke Pasar Karetan.
Alat transaksi atau mata uangnya juga khas. Dengan koin khusus, seharga 2,5 ribu, 5 ribu, dan 10 ribu an. Nanti ada money changer untuk menukar uang Rupiah ke coint Pasar Karetan Radja Pendapa. “Sensasi juga kan?” kata Mei.
Manajemen Sampah, selama on event, dibuat clear and clean, tidak boleh ada sampah sedikitpun, meskipun berada di area hutan dan kebun. “Petugas akan mobile. Kami ingin mengajarkan bahwa bersih dan rapi itu indah. Pariwisata itu harus indah dan nyaman,” kata Shafigh Pahlevi Lontoh, Koordinator GenPI Jateng.
GenPI Jateng mengundang seluruh komunitas netizen, blogger, vlogger, fotografer, media, untuk bergabung di Pasar Karetan RadjaPendapa Camp. Lokasinya: googling saja melalui Google Maps: klik Radja Pendapa Camp atau Pasar Karetan. Nanti Google akan memandu sampai ke lokasi.
Seperti biasa, akan ada games buat para netizens yang memposting foto, video dan slide show dari lokasi. Meskipun di tepi hutan karet, sinyal dijamin bagus. “Telkom akan memasang alat penguat sinyal, jadi bisa komunikasi data dengan aman dan nyaman,” kata Shafigh.
Masih ada banyak sensasi lain, yang disiapkan GenPI Jateng di Pasar Karetan Radja Pendapa itu. Ada 1001 titik selfie yang antimainstream menunggu di sana. “Rugi kalau kalian nggak datang! Kehilangan momen kopi darat antar netizens yang pasti seru,” ucapnya. Sensasi lain, ikuti lanjutan seri ke-3.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuatkan Eco Culture Tourism agar Jogja Jadi Kota Batik Dunia
Redaktur : Tim Redaksi