jpnn.com, SIDENRENG RAPPANG - Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap yang dikerjakan PT UPC Sidrap Bayu Energi di Desa Mattirotasi dan Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang telah membuka berbagai peluang kerja bagi warga yang tinggal di sekitar area proyek.
Sejak permulaan proyek hingga bulan November 2017, sekitar 900 tenaga kerja terlibat dalam pengembangan pembangkit listrik bertenaga angin pertama di Indonesia ini. Sebanyak 34 persen tenaga kerja berasal dari Desa Mattirotasi dan Desa Lainungan.
BACA JUGA: Rumah Turbin Berkapasitas 2,5 MW Pertama di Indonesia Tiba di Pelabuhan Parepare
Di samping warga setempat, ada 12 persen tenaga kerja yang berasal dari Kabupaten Sidrap dan Kota Parepare. Sebanyak 15 persen berasal dari daerah lain di provinsi Sulawesi Selatan, 34 persen dari provinsi lain di Indonesia.
Jumlah itu menunjukkan 95 persen persen dari seluruh pekerja yang direkrut adalah pekerja nasional, sementara persentase jumlah tenaga kerja asing hanya 5 persen dari total tenaga kerja.
BACA JUGA: Komponen Utama Turbin PLTB Sidrap Dalam Perjalanan Menuju Parepare
Sedari awal proyek dimulai, PT UPC Sidrap Bayu Energi telah berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat setempat. Tenaga kerja lokal direkrut untuk menempati berbagai posisi, berdasarkan keahlian dan pengalaman mereka bekerja di proyek konstruksi. Seiring berjalannya waktu, pekerja yang meningkat kemampuannya mendapatkan promosi dan kenaikan jabatan.
Community & External Relation Officer PT UPC Sidrap Bayu Energi, Muhamad Amin yang berasal dari Desa Mattirotasi memandang komitmen perusahaan untuk merekrut warga setempat telah menciptakan dampak positif bagi masyarakat di sekitar wilayah proyek.
BACA JUGA: UPC Sidrap Bayu Energi akan Selesaikan Fondasi Turbin Sebelum Lebaran
“Bergabung dengan proyek PLTB memberi kami pengalaman bagaimana bekerja di sebuah perusahaan yang penuh dengan aneka tantangan. Dulu kami menganggap kerja proyek hanya bisa dilakukan di Kalimantan. Sekarang, proyek berstandar internasional malah ada di desa kami,” kata Amin.
Selama proses perekrutan, PT UPC Sidrap Bayu Energi selalu bekerja sama dengan pemerintah setempat yang diwakili oleh Kepala Desa Mattirotasi dan Lainungan. Kedua kepala desa kemudian mengajukan rekomendasi nama-nama warga yang memiliki kemampuan sesuai dengan persyaratan proyek.
Masa pembangunan pondasi menjadi periode dengan jumlah pekerja lokal terbanyak. Sebagian besar dari para pekerja ini ditugaskan sebagai helper yang mendukung proses konstruksi dan membantu agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu.
Salah satu warga lokal yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi adalah Anggi Dargito Bakri. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Watang Pulu itu mengawali pekerjaannya sebagai helper di pabrik pembuatan beton (batching plant) proyek PLTB Sidrap pada awal 2017.
Di awal pekerjaannya, pemuda asal desa Lainungan ini bertugas mengatur kabel dan memasang berbagai panel di batching plant. Ia termasuk dalam tim yang berhasil memacu produksi beton 50 % lebih banyak dari kapasitas yang ditargetkan.
Perlahan kemampuan Dargito meningkat dan ia dipromosikan untuk mengisi posisi Safety Man. Di posisi tersebut ia mengembangkan kemampuan dalam hal keselamatan kerja, satu aspek penting yang menjamin pekerjaan di proyek berlangsung sesuai dengan standar keamanan.
Pengalamannya sebagai seorang safety man membuat Dargito memahami pentingnya faktor keamanan dalam segala hal di pekerjaannya.
“Dari pengalaman ini saya belajar akan pentingnya keselamatan kerja. Ilmu ini dapat saya gunakan di manapun nantinya saya bekerja. Karena jika terjadi kecelakaan, tidak ada yang paling dirugikan selain pihak korban,” ujar Dargito.
Pemuda setempat lainnya, Fahrul Ibrahim dari Desa Mattirotasi turut terlibat dalam masa konstruksi. Ia bangga dengan pekerjaannya karena dapat menerapkan ilmu yang ia pelajari selama berkuliah di Politeknik Negeri Makassar.
Di proyek PLTB Sidrap, Fahrul bekerja sebagai asisten kontrol kualitas yang bertugas melakukan uji material pada beton yang diproduksi di pabrik pembuatan beton. Peran tersebut sangat vital dalam proyek PLTB Sidrap karena hasilnya menjadi patokan bagi pemodal dan investor saat memeriksa kemajuan proyek.
Menurut Fahrul, peran penting itu tak hanya suatu kehormatan, namun juga sebuah tanggung jawab yang besar karena ia menjadi bagian dari pengontrol kualitas beton yang digunakan pada sebagian besar konstruksi proyek PLTB Sidrap, khususnya pondasi-pondasi turbin. Lewat kesempatan itu, Fahrul dapat menerapkan ilmu konstruksi gedung yang sebelumnya ia pelajari di Politeknik.
Selain penerapan ilmu, selama bekerja di proyek PLTB Sidrap, Fahrul belajar banyak hal dan terus berupaya meningkatkan kompetensinya. “Hal terpenting yang saya pelajari adalah kerja tim. Selanjutnya adalah proses menentukan metode kerja dan memutuskan tindakan dalam waktu cepat mengingat kami hanya memiliki sedikit waktu,” kata Fahrul.
Kesempatan kerja untuk masyarakat di Desa Mattirotasi dan Desa Lainungan yang dibuka oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi dan para sub-kontraktornya tak sekedar meningkatkan kesejahteraan warga. Lebih dari itu, para pekerja mendapat banyak pengalaman dan keterampilan baru yang bisa mereka terapkan di proyek-proyek selanjutnya serta meningkatkan taraf hidup mereka.
Bagi PT UPC Sidrap Bayu Energi seluruh pekerja lokal yang terlibat dalam proyek PLTB Sidrap Tahap 1 merupakan aset yang sangat berharga. Menjelang pengembangan PLTB Sidrap Tahap 2, para pekerja terampil dan berdedikasi, baik yang masih aktif maupun tidak, memiliki kesempatan untuk terlibat dalam tahap pengembangan selanjutnya di tahun 2018.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi