jpnn.com - PERNAH dengar nama gereja katedral yang terbesar di Asia Tenggara? Gereja terbesar itu ada di Pontianak, Kalimantan Barat. Yaitu Gereja Santo Yoseph yang berada di Keuskupan Agung Pontianak.
Gereja yang didirikan sejak 1908 ini terletak di Jalan Patimura No. 195 ,Darat Sekip Pontianak Kota, Pontianak, Kalimantan Barat. Bagi solo traveler yang ingin berkunjung, bisa menggunakan layanan ojek online untuk mengantarkan langsung ke gereja yang berada di tengah kota tersebut.
BACA JUGA: Debat Dalam Bus
Tak sulit kok untuk menuju ke gereja katedral tersebut. Bisa juga dengan menumpang angkutan umum yang berseliweran di depan gereja tersebut. Hitung-hitung bisa berwisata rohani sambil menikmati keramaian di Kota Pontianak ini.
BACA JUGA : Hormati Lebaran, Gereja Katedral Lakukan Hal Ini
BACA JUGA: Ada Bandara di Singkawang, tak perlu dari Pontianak Lewat Jalur Darat 5 jam
Berdasarkan data berbagai sumber, pembangunan katedral yang memiliki sekitar 1.700 umat itu dimulai sejak 1908 silam oleh Prefek Apostolik Dutch Borneo Mgr. Pacificus Bos, OFMCap. Jumlah itu tercatat pada 2013 lalu. Tentu saja jumlah umat Katolik akan terus bertambah di gereja tersebut.
BACA JUGA: Uang Banyak Banget Disimpan di Jok Motor, Lenyap
Itu dilakukan setelah pembelian tanah untuk membangun gereja, pastoran, rumah yatim-piatu, sekolah, pemakaman, dan susteran.
Kemudian gereja tersebut diberkati pada 9 Desember 1909, sekaligus berdirinya paroki secara resmi. Menjadi gereja katedral sejak 17 November 1918 seiring dengan ditahbiskannya Mgr. Pacificus Bos OFMCap menjadi Uskup Tituler Capitolias, merangkap Vikaris Apostolik Dutch Borneo, dan paroki berubah menjadi Paroki Katedral Pontianak.
BACA JUGA : Gereja Katedral Berterima Kasih ke GP Ansor dan Istiqlal
Gereja Katedral Santo Yoseph dibangun dengan perpaduan model desain bangunan Romawi dan Timur Tengah. Sepintas, bangunan terkesan mirip dengan Basilika Santo Petrus di Vatikan. Namun, ornamennya bernuansa Dayak tampak dominan di sana. Pantaslah jika disebut sebagai salah gereja termegah di Indonesia.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengklaim bahwa Gereja Katedral Pontianak yang sekarang adalah bangunan Gereja Katolik terbesar di Asia Tenggara.
Cornelis pula yang meresmikan gereja tersebut sebagai tahta uskup Keuskupan Agung Pontianak pada 19 Desember 2014 dan pemberkatannya pada 19 Maret 2015. Pemberkatannya bertepatan dengan Pesta St. Yosef menurut kalender liturgi Katolik Roma.
BACA JUGA : Gereja Katedral Wujudkan Toleransi Beragama Ketika Salat Id
Wisatawan yang datang dibuat berdecak kagum saat mendatangi bangunan Gereja St. Yoseph yang sangat megah itu. Tak hanya umat kristiani, siapa pun boleh berkunjung ke gereja tersebut.
Saat memasukinya, bisa terlihat jelas pilar-pilar besar di setiap sisi gereja. Mirip bangunan kerajaan Romawi. Pintu masuk utamanya yang bercorak dan berwarna cokelat pun mendulang tinggi.
Ada juga patung burung ruai dari Kayu Belian di halaman gereja. Di pelataran juga berdiri patung Santo Yoseph berukuran raksasa yang bisa terlihat jelas dari kejauhan.
"Di sini orang bisa datang jam berapa saja untuk berdoa maupun melihat-lihat di dalam gereja," ujar Dalsius salah satu petugas keamanan gereja.
Desain dalam gereja katedral ini lebih megah dan indah lagi dibanding yang terlihat dari luar. Kursi kayu tertata rapi di dalam ruang gereja. Sebuah altar besar di bagian depan di kelilingi pilar-pilar putih.
Di sampingnya ada ukiran-ukiran dan gambar kudus dalam ukuran besar. Cantik. Di antara pilar ada gambar-gambar kudus berwarna-warni. Sedangkan di langit-langit bangunan terdapat lukisan peristiwa kehidupan Yesus seperti yang tergambar dalam Alkitab.
Saat sepi dipakai untuk sebagian pengunjung untuk berdoa di dalam gereja. Sesekali terdengar suara burung berkicau di sekitar gereja.
Patung Yesus dan Bunda Maria di dalam gereja pun didesain dengan ukuran yang sangat besar. Berbeda dengan patung kebanyakan. Hampir keseluruhan desainnya mirip dengan bangunan Romawi.
Bangunan gereja ini berkapasitas sekitar 3.000 orang. Setiap minggu, umat dari berbagai daerah dan sekitar Pontianak datang mengikuti ibadah misa di katedral ini.
Menurut Dalsius, seiring perkembangan umat dan keadaan fisik bangunan gereja awal yang sudah tidak layak, maka bangunan tersebut dirubuhkan pada tahun 2011 untuk dibangun gereja baru.
Gereja St. Yoseph yang baru dibangun dengan perpaduan arsitektur Romawi dan Timur Tengah. Ornamen bernuansa Dayak mendominasi eksterior bangunan, dan interiornya didominasi nuansa khas Tionghoa berpadu dengan gaya klasik Eropa; sementara arsitek yang merancang eksterior gereja baru, Ricky.
Dia adalah arsitek Masjid Raya Singkawang. Ini menunjukkan semakin kuat kesan Kalbar yang multietnis tempat umat berbagai agama hidup berdampingan.
Siapa pun yang datang berkunjung saat tidak ada perayaan misa, disambut baik oleh petugas keamanan gereja. Bahkan mereka membantu pengunjung yang ingin berfoto dalam gereja tersebut.
"Paling bagus foto kalau kelihatan altarnya di belakang yang megah," kata Dalsius.
Pengunjung yang ingin membeli cinderamata dari gereja bisa mengunjungi toko di basement parkiran. Berbagai suvenir dengan unsur Kristen dijual harga terjangkau. Selamat berkunjung dan berdoa di Gereja St. Yoseph. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjaga Warkop Ajak Murid TK ke WC Lalu Kunci Pintu, Astagaaaa
Redaktur & Reporter : Natalia