Inilah Hal Sederhana yang Membuat Lansia Langsung Ceria dan Bahagia

Kamis, 27 Mei 2021 – 10:20 WIB
Ilustrasi lansia. Foto: Radar Semarang/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Apa saja yang dibutuhkan para lansia agar tetap bersemangat dan bahagia menjalani hidup?

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Johny Sulistio menekankan pentingnya usaha memfasilitasi para lansia agar bisa beraktivitas bersama rekan-rekan seusianya.

BACA JUGA: Pak Oscar Memuji Cakupan Vaksinasi Lansia di Jawa Tengah

Kegiatan yang dilakukan bisa beragam seperti memasak, membuat kerajinan tangan, menyanyi, berdansa dan lain-lain.

Saat para lansia bisa melakukannya, kemudian akan muncul self rewarding dan inisiatif-inisiatif yang pada akhirnya membuat mereka lebih bersemangat.

BACA JUGA: Kisah Wulan yang Bahagia Bisa Jadi Peksos Lansia

"Saya mau ambil contoh, situasi jalan-jalan bersama. Bayangkan kalau ini dilakukan secara reguler, para oma dan opa sudah berpikir tanggal segini jalan-jalan, mau ketemu ini, membangun aura jadi bersemangat," ujar dia dalam webinar bertajuk "Lebih Jauh Mengenal Caregiver: Kebutuhan dan Tantangan di Masa Pandemi".

Anda bisa menciptakan sesuatu yang membuat kehidupan para lansia ini terasa lebih ceria, sesuatu yang dekat dengan kehidupan dan keseharian mereka. Setelahnya, jadikan itu sebagai bagian dari rutinitas.

BACA JUGA: ICW Minta Kapolri Tarik Firli Bahuri dari KPK, Pakar Pidana Merespons Begini

Johny yang menjabat sebagai Business Head of Pajajaran Medical Education Center (Parameter) itu mencontohkan, seorang lansia yang merupakan ibu dari rekannya bahkan langsung menunjukkan tanda-tanda bahagia setelah mendengar akan dipertemukan dengan teman seusianya.

"Caregiver-nya, anaknya, saya ajak ngomong ajak ketemu sama opa yang satu itu (dengan temannya itu). Bayangkan, hanya kami ngomong begitu saja, dia tiba-tiba suaranya menjadi lebih berbinar-binar. Kami coba fasilitasi. Satu, dua minggu dia masih berbinar lalu setelah itu lupa lagi. Tapi kami stimulasi lagi, memberikan sebuah gairah hidup (untuk lansia)," tutur dia.

Contoh lainnya, ibu Johny sendiri. Johny bercerita ibunya yang sangat suka menonton tayangan televisi, suatu waktu pernah diberi ponsel berukuran besar. Awalnya sang ibu menolak pemberian itu.

Tetapi saat Johny menciptakan koneksi dengan kakak sang ibunda di Belanda melalui ponsel itu, perlahan muncul ketertarikan. Kemudian, kegiatan berkontak lewat ponsel pun menjadi rutinitas sang ibu sehingga tak melulu terfokus pada televisi.

Terkadang, tak semua para warga senior ini merasa mempunyai hobi tertentu. Para pendamping atau caregiver pun tak perlu repot-repot bertanya.

Cobalah amati lansia yang sedang dirawat, apa yang menjadi kesukaannya. Di sinilah, pentingnya para caregiver mampu menjalin kedekatan dan pengetahuan yang cukup mengenai profil lansia itu.

Dalam kesempatan itu, psikolog dari Universitas Indonesia, Indriati Makki mengatakan, para pendamping perlu memberi rasa aman dan nyaman dengan bahasa yang bisa lebih dipahami oleh para lansia.

Menurut dia yang pernah merawat ibundanya, di antara indra lainnya, indra peraba menjadi yang paling berperan memberikan rasa aman dan nyaman khususnya bagi lansia.

"Saya peluk, elus-elus, manusia itu inderanya bisa makin lama makin berkurang yang paling lama bertahan indera peraba, jadi diraba-raba dia bahagia. Indera peraba berperan sekali memberikan rasa aman dan nyaman," kata Indriati. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler