jpnn.com, JAKARTA - Kursi Kepala Badan Reserse Kriminal atau Kabareskrim Polri sudah dua minggu lebih kosong, setelah ditinggal Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang terpilih menjadi Kapolri.
Jenderal Listyo Sigit meninggalkan jabatan Kabareskrim usai terpilih sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis yang masuk masa pensiun.
BACA JUGA: Deputi Penindakan KPK Masuk Bursa Calon Kabareskrim
Presiden Joko Widodo melantik Listyo di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Januari 2021.
"Sejak itu kursi kabareskrim kosong," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Selasa (16/2).
BACA JUGA: Pimpinan Komisi III DPR Menyebut 4 Nama Kandidat Kabareskrim
Lantas siapa calon kuat yang akan menjabat Kabareskrim Polri pengganti Jenderal Listyo Sigit?
"Siapa calon kuatnya? Peluangnya memang Kapolri akan menunjuk figur yang dekat dengannya, tujuannya agar bisa bekerja sama membawa Polri yang Presisi," ungkap Neta.
BACA JUGA: Profil Wahyu Widada, Jenderal Bintang 2 yang Masuk Bursa Kabareskrim
Neta meyakini Jenderal Listyo akan menunjuk figur yang bisa full membantu karena mengingat ke depan tantangan Polri cukup berat.
"Terutama setelah setahun pandemi Covid-19 mencengkeram bangsa Indonesia," kata Neta.
Sebenarnya, kata dia, siapa sosok yang akan menduduki kursi Kabareskrim sudah terlihat saat Listyo menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR.
IPW meyakini sosok tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat, paling lama akhir pekan ini.
Artinya, maksimal pekan depan nama Kabareskrim baru sudah disampaikan ke publik melalui TR pertama Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
"Dalam TR pertama itu juga akan disertai sejumlah mutasi dan pergeseran Kapolda maupun para pejabat Polri lainnya," katanya.
Saat ini, Neta mengungkap ada empat nama yang disebut-sebut sebagai calon kuat Kabareskrim, yakni Wakabareskrim Irjen Wahyu Hadiningrat, Kapolda Aceh Irjen Wahyu Widada, Kapolda Jawa Barat Irjen Ahmad Dofiri dan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.
Belakangan, lanjut Neta, nama Kabaharkam Komjen Agus Andrianto ikut disebut-sebut masuk dalam bursa calon Kabareskrim.
"Siapa yang akan terpilih tunggu saja akhir pekan ini," tegasnya.
Neta menepis anggapan sejumlah pihak yang menyebut kosongnya kursi Kabareskrim Polri karena ada tarik ulur kepentingan di internal Polri.
Menurut Neta, persoalannya ialah karena ketua Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri sedang dirawat di rumah sakit.
"Namun, belum ditetapkannya Kabareskrim yang baru hingga kini bukan lantaran adanya tarik ulur kepentingan di tubuh Polri, melainkan gegara Ketua Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) berhalangan hadir karena sedang dirawat di rumah sakit," kata Neta.
Berdasar pantauan IPW, tidak ada unsur ewuh pekewuh karena Kapolri Listyo Sigit adalah paling junior di struktur elite Polri dalam memilih Kabareskrim Polri baru.
"Keterlambatan hanya masalah nonteknis," tegasnya.
Meski sebenarnya penunjukan kabareskrim itu adalah kewenangan Kapolri, tetapi prosedurnya harus melalui Wanjakti yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
"Kebetulan beberapa minggu terakhir dirawat di RS dan saat itu sudah pulih dan mulai bekerja kembali," kata Neta.
Ia menambahkan posisi Kabareskrim merupakan jabatan yang penting dan strategis di tubuh Polri.
Posisi itu ujung tombak fungsi penegakan hukum di Indonesia.
IPW menilai Jenderal Listyo Sigit tentunya tidak mau mengambil risiko menunjuk seseorang yang belum ia percaya untuk menjadi Kabareskrim.
Tentunya sebagai Kapolri, Jenderal Listyo Sigit akan memilih orang yang betul-betul ia kenal agar konsep Presisi-nya bisa berjalan maksimal.
"IPW yakin bahwa nama Kabareskrim baru itu sudah ada di tangan Sigit. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menunjuk perwira tinggi (pati) yang ia percaya menjadi Kabareskrim," ungkapnya.
Menurut Neta, biasanya Rabu atau Kamis, Wanjakti sudah selesai dan Jumat diumumkan TR-nya. "Jadi publik harus sabar menunggu," tegas Neta. (boy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy