Inilah Kota Inflasi Tertinggi

Sabtu, 02 April 2016 – 08:30 WIB
Uang. Foto ilustrasi dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Tiga bulan pertama tahun ini angka inflasi menunjukkan tren rendah. Pada Januari, angka inflasi berada di level 0.51 persen, lantas deflasi 0,09 persen di Februari. Maret lalu, angka inflasi tercatat rendah, yakni 0,19 persen (month-to-month).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren inflasi dipicu kenaikan harga sejumlah komoditas, utamanya bawang merah, cabe merah, cabe rawit, perhiasan emas, dan bawang putih. Kenaikan harga rata-rata mencapai 30 persen. 

BACA JUGA: Turis Paling Betah di Daerah Ini, Bukan Bali loh

’’Kenaikan harga terjadi karena kurangnya pasokan. Misalnya, kalau hujan terus-menerus, pasokan bawang merah berkurang,” kata Kepala BPS Suryamin.

Angka inflasi rendah pada Maret terjadi sesuai tren lima tahun terakhir. Pada Maret 2011, terjadi deflasi 0,32 persen, lantas inflasi 0,07 persen pada Maret 2012. 

BACA JUGA: Garuda Jakarta-Silangit Terisi 83 Persen

Dari 82 kota survei, 58 kota mencatatkan inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi dengan 1,18 persen. 

Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Jogjakarta, Malang, Tangerang, dan Singkawang sebesar 0,02 persen. Deflasi tertinggi tercatat di Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen dan deflasi terendah di Mamuju dengan 0,02 persen.

BACA JUGA: Rencana Akuisisi Newmont Jadi Momentum Tepat

Penyebab deflasi adalah penurunan harga sejumlah komoditas, antara lain, daging ayam, telur ayam ras, tarif dasar listrik, tiket pesawat, kentang, dan bensin Pertamax. 

Penurunan harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi yang dibarengi penurunan harga tiket pesawat berpengaruh terhadap penurunan sejumlah komoditas. Suryamin mengimbau pengendalian harga komoditas utama seperti beras, cabai, bawang merah, dan daging ayam. 

BPS memprediksi inflasi moderat akan terjadi pada Mei-Juni karena puasa dan lebaran. Namun, puncak inflasi diperkirakan terjadi di akhir tahun. April ini diperkirakan terjadi deflasi karena administered price, yakni penurunan harga BBM bersubsidi jenis Premium. 

Selain itu, ada peluang penurunan tarif angkutan umum dan tarif dasar listrik sebesar 3 persen. 

’’Bobot tarif listrik (dalam komponen inflasi) 2,5 persen. Harga bawang merah dan cabai merah turun. April bisa terjadi deflasi,” imbuh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo. 

Meski BPS mencatat tren penurunan laju inflasi, Bank Indonesia (BI) meminta pemerintah waspada akan potensi kenaikan inflasi dari komponen volatile food menjelang puasa pada Mei-Juni. 

’’Saat itu kan masa panen sudah lewat. Jadi, inflasi bahan pangan perlu diwaspadai,” kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara.

Tren inflasi yang rendah diyakini membantu upaya pemerintah menurunkan tingkat suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit. Inflasi rendah membuat biaya dana menurun, sehingga suku bunga bisa turun. 

’’Kalau kami bicara suku bunga, faktor utamanya pasti inflasi,’’ ujarnya.

Inflasi Maret sebesar 0,19 persen menunjukkan tren peningkatan. Sebab, Februari lalu terjadi deflasi 0,09 persen (month-to-month). Sampai akhir tahun, inflasi diperkirakan 4,45 persen atau masih dalam range proyeksi inflasi BI yang berkisar 3-5 persen. ’’Akan lebih baik kalau bisa menjaga inflasi di bawah 4,5 persen,’’ kata Mirza. (ken/dee/c5/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahyudin Maklumi Keputusan Pemerintah Soal Harga BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler