jpnn.com - BANGKOK - Pemerintah Thailand tidak mengesampingkan politik di dalam negara sebagai motif di balik serangan bom di Bangkok pada pertengahan bulan lalu. Salah satu yang dimungkinkan motifnya karena tindakan tegas polisi Thailand terhadap kegiatan perdagangan manusia.
Kepala Polisi Thailand, Jenderal Polisi Somyot Pumpanmuang mengatakan satu tersangka yang masih keliaran, Yongyuth Pobkaew, diyakini terlibat dalam serangan bom bermotif politik pertengahan bulan lalu. Sebab, tersangka pernah terlibat dalam serangan yang sama pada 2010 dan 2014.
BACA JUGA: Innalillahi, Jemaah Indonesia Korban Tragedi Mina Bertambah
"Kami tidak menjebak siapa karena kami memiliki bukti ke arah itu dan fakta yang diperoleh para petugas penyidik," kata Somyot dalam konferensi pers, seperti dilaporkan reuters, Senin kemarin.
Dia mengatakan, tim investigasi menemukan bukti yang mengaitkan Yongyuth kepada serangan bom dekat kuil Erawan dan Dermaga Sathorn di Bangkok bulan lalu.
BACA JUGA: Aktivis Ingatkan Korupsi Hambat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Somyot bahwa tersangka Yongyuth memiliki kaitan dengan serangan bom pada Agustus lalu dan dua lagi serangan bom saat politik Thailand dilanda konflik besar-besaran, di daerah Minburi di Bangkok pada 2014, dan di Samanmeta, provinsi Nonthaburi pada 2010.
Investigasi lebih lanjut, katanya, diperlukan untuk mengidentifikasi apakah ia memiliki kaitan dengan politik di dalam negeri.
BACA JUGA: Kisah Nahas Si Cantik Pencuri Kondom untuk Kekasihnya, Mati di Tangan Ayah dan Ibunya
"Itulah sebabnya saya katakan hal ini adalah kasus dua kelompok yang memiliki tujuan sama. Satu kelompok dapat menggunakan kelompok yang lain, dan setelah itu mereka sama-sama mendapat manfaatnya," katanya.
Sebelum ini, ada spekulasi bahwa serangan bom itu memiliki kaitan dengan politik Thailand dan tindakan tegas pemerintah Thailand pada kegiatan penyelundupan manusia, namun motif yang sering dikemukakan adalah deportasi suku Uighur ke Tiongkok awal tahun ini.
Sementara itu, juru bicara polisi Thailand, Letnan Jenderal Polisi Prawuth Thavornsiri mengatakan, dalam serangan kali ini, Yongyuth bertanggung jawab dalam menyediakan dukungan dan bahan untuk membuat bom.
Ada 15 tersangka yang masih bebas, terdiri dari 13 warga asing dan dua warga.(ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Boat Meledak, Presiden Maladewa Selamat, tapi...
Redaktur : Tim Redaksi