jpnn.com, JAKARTA - Dahlan Iskan akhirnya bisa mewawancarai Robin Simanullang, nonmuslim yang ikut salat Idulfitri di pesantren Al Zaytun, Indramayu pada Lebaran 2023.
"Robin berada di saf paling depan, hanya duduk di kursi. Dia tidak ikut salat seperti jemaah lainnya, tetapi Robin duduk khusyuk berdoa sesuai dengan agamanya," tulisan Dahlan, Disway edisi Rabu (17/5).
BACA JUGA: Polemik Ponpes Al Zaytun, SAS Institute: Ada Operasi Intelijen Menjelang Pemilu 2024
Dari pengakuan Robin kepada kolumnis kondang itu, pria yang berprofesi sebagai jurnalis tersebut ternyata sudah lama ikut kegiatan salat Idulfitri, meski dia tidak salat.
"Saya sudah ikut salat Idulfitri sejak tahun 2002 atau 2003. Setiap tahun. Sudah seperti wajib," tulisan Dahlan mengutip pengakuan Robin.
BACA JUGA: Ketua DPRD Lampung Bicara soal Jalan Rusak, Begini Kalimatnya
Robin bahkan mengaku suka mendengarkan khotbah seusai salat Ied yang sangat sejuk.
Dia juga selalu kangen mendengar khotbah yang dibawakan oleh pimpinan Pesantren Al Zaytun Syekh Panji Gumilang.
BACA JUGA: Heboh Caleg NasDem Menyawer Uang di Kantor KPU Garut, Lihat Aksinya
Konon pemilik nama lengkap Christian Robinson Binsar Halomoan Simanullang itu mengenal Al Zaytun justru ketika dia tahu pesantren itu begitu banyak diserang di kalangan Islam.
Sebagai wartawan, Robin pun ingin tahu ada apa di Pesantren Al-Zaytun. Dia lantas pergi ke Indramayu, ke Haurgeulis yang menjadi lokasi ponpes tersebut.
Robin pun kaget lantaran melihat kawasan Al-Zaytun yang begitu besar dan modern.
Dia pun menemui Syekh Panji dan diajak berkeliling di pesantren tersebut.
Saat berkeliling pesantren itulah Robin melihat brosur Al-Zaytun. Di situ disebutkan mata pelajaran apa saja yang diajarkan.
Yang mengejutkan, salah satu pelajaran di sana tentang Pancasila. "Robin kaget. Di zaman itu sudah ada pesantren yang punya mata pelajaran Pancasila," tulisan Dahlan.
Setelah wawancara dengan Syekh Panji, Robin pun berkesimpulan bahwa pesantren ini tidak seperti yang diisukan; sebagai jaringan Negara Islam Indonesia (NII).
"Belakangan Robin justru mendengar penegasan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) kala itu, Jenderal Hendropriyono bahwa semua isu itu tidak benar," lanjut Dahlan.
Dahlan menulis bahwa rupanya pernah ada seorang unsur pimpinan di pesantren itu yang keluar atau dikeluarkan.
Orang itulah yang awalnya membuat isu NII tersebut, bahkan belakangan ada usaha untuk mengambil alih Al Zaytun yang asetnya begitu besar.
"Robin tahu banyak soal itu tetapi saya belum berhasil menghubungi orang dimaksud," tulisan Dahlan.(fat/disway/jpnn.com)
Ulasan lengkap Dahlan Iskan soal kisah Robin dan Al Zaytun bisa dibaca pada kolom Disway atau melalui tauran ini: Robin Zaytun.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zaytun Simanullang
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam