Inilah Pesan Anies untuk Novel Baswedan

Sabtu, 02 Mei 2015 – 13:48 WIB
Anies Baswedan. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Setelah kisruh KPK dengan Polri kembali mencuat, Novel Baswedan mengaku hidupnya ekstra hati-hati. Sebab, masalah di KPK pun semakin banyak.

Hal itu disampaikan Novel kepada saudara sepupunya, Anies Baswedan. Mantan aktivis yang kin menduduki jabatan mendikbud itu pun mengimbau Novel agar lebih waspada.

BACA JUGA: Cerita Anies Baswedan, Rambut Novel Pernah Diserempet Peluru

"Kami semua mengatakan (kepada Novel), yang kita punya hanya nama baik orang tua," cerita Anies, cucu pejuang kemerdekaan AR Baswedan itu, di Jakarta, Sabtu (2/5). ‎

Terkait penangkapannya kemarin, Anies tidak mau banyak berkomentar. "Saya tidak punya kapasitas," imbuhnya. Dia hanya mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan Novel sebulan lalu. ‎

BACA JUGA: Kapan Novel Dibawa Lagi ke Jakarta?

Namun, Anies sudah berbicara dengan keluarga besarnya. Dia mengatakan kepada keluarganya bahwa dalam pekerjaan pasti terdapat risiko. Katanya, dia meminta agar keluarga tabah dan tidak cengeng, sebab, hal tersebut merupakan bentuk perjuangan. "Saya bicara dengan keluarga, ini hal biasa," tandasnya.

Seperti diketahui, ‎Novel Baswedan ditangkap penyiduk Bareskrim Polri, Jumat (1/5) dini hari. Penyidik senior KPK itu dijerat dengan dugaan penganiayaan terhadap enam pencuri sarang hurung walet di Bengkulu pada 2004.

BACA JUGA: Begini Cara PSI Mengatasi Domestikasi Perempuan di Politik

Novel adalah salah seorang penyidik terbaik yang dimiliki KPK. Dja tak hanya teliti dalam menelisik barang bukti. Putra kedua di antara empat bersaudara tersebut juga menjadi jagoan di lapangan. Sosok Novel pernah memimpin penangkapan Bupati Buol Amran Batalipu yang tertangkap tangan menerima suap.

Novel dan petugas lain mendapat serangan dari para pendukung Amran. Sepeda motor yang dia kendarai ringsek karena ditabrak mobil yang mengawal Amran. Novel selamat dan berhasil menangkap Amran keesokan harinya.

Novel juga dikenal sebagai penyidik kasus korupsi wisma atlet yang menyeret mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin. Kasus tersebut akhirnya mengembang dan menyeret banyak politikus top seperti Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, dan Anas Urbaningrum. Novel pula yang menangkap Fuad Amin Imron, mantan bupati dan orang kuat di Bangkalan, Jawa Timur.

Sosok Novel lantas menjadi incaran polisi setelah menjadi ketua Satuan Tugas Penyidikan Kasus Simulator Surat Izin Mengemudi. Ketegangan meledak ketika Novel beserta timnya menggeledah markas Korlantas Mabes Polri. Puncaknya, beberapa jam setelah Novel memeriksa mantan Kepala Korlantas Irjen Pol Djoko Susilo untuk kali pertama sebagai ter­sangka pada 5 Oktober 2012, polisi mengepung gedung KPK untuk menangkap Novel.

Novel menjadi tersangka penganiayaan terhadap tersangka pencuri burung walet pada 2004. Kala itu dia menjabat kepala Sa­tuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bengkulu. Versi KPK, Novel tidak terlibat penembakan.

Novel juga tidak ada di tempat kejadian pada saat penganiayaan oleh aparat berlangsung. Kasus tersebut juga sudah disidangkan di majelis etik kepolisian. Novel mengambil alih tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan anak buahnya dan mendapatkan hukuman berupa teguran keras.

Pada 2012 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta polisi tidak lagi mengusut kasus Novel. Namun, setelah hubungan KPK dengan Polri memanas lagi, Polri kembali mengusut kasus Novel. Penyidikannya bahkan diambil alih Bareskrim dari Polda Bengkulu. (Desyinta N/sof)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Novel Tolak Rekonstruksi, Kemungkinan Bebas Hari Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler