Inilah Prediksi Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD

Sabtu, 16 Juli 2016 – 01:04 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Bank Indonesia memproyeksi nilai tukar rupiah terhadap USD di kisaran Rp 13.300-Rp 13.600 tahun depan. Prediksi itu lebih baik dari proyeksi sebelumnya Rp 13.600-13.900 per USD.

Itu juga lebih kuat dibanding asumsi makro APBNP 2016 sebesar Rp 13.500 per USD. Berdasar kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), Kamis (14/7) kemarin nilai tukar rupiah berada di level Rp 13.088 per USD.

BACA JUGA: Impor Daging Kerbau, DPR: Mentan Salah Respons Instruksi Presiden

Menanjak 5,8 persen dari kurs awal tahun tercatat di kisaran Rp 13.898 per USD. Mandiri sekuritas (Mansek) mencatat  nilai tukar rupiah menguat 13 poin (0,10 persen) menjadi Rp 13.073 per USD setelah bergerak di kisaran Rp 13.062-13.099 per USD.

Sepanjang tahun ini kurs rupiah bergerak lebih stabil dibanding tahun lalu. Tren apresiasi rupiah terjadi menyusul aplikasi program pengampunan pajak. Program itu memberi insentif pemohon melakukan repatriasi modal berupa tarif tebusan lebih rendah.

BACA JUGA: OJK Bentuk Satgas Waspada Investasi Bodong

”Tax amnesty membuat kepercayaan terhadap makroekonomi meningkat. Jadi, rupiah juga akan ikut terdongkrak,” tutur Gubernur BI Agus Martowardojo, Kamis (14/7) kemarin.

Itu didukung sentimen positif pasar melihat perkembangan ekonomi, tingkat inflasi terjaga, dan defisit transaksi berjalan membaik. Diperkuat risiko pasar keuangan global mulai pulih.

BACA JUGA: Tax Amnesty Dorong Emiten Baru Melantai di Bursa

Aliran dana repatriasi akan mendongkrak suplai valuta asing dan berdampak positif pada gerak rupiah. Prospek ekonomi domestik sejalan akselerasi reformasi struktural dan capital inflow untuk investasi.

Meski begitu, tahun depan sejumlah risiko perlu diwaspadai. Risiko itu berasal dari rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS dan perkembangan perekonomian Tiongkok.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebut asumsi nilai tukar rupiah di kisaran Rp 13.650-13.900 per USD. Asumsi itu sama dengan usulan awal Mei lalu. Alasannya, ada kemungkinan lonjakan tingkat suku bunga The Fed (Fed Fund Rat/FFR) bisa memengaruhi apresiasi dolar. ”Begitu pun sebaliknya depresiasi pada mata uang lain, termasuk rupiah,” tambah Bambang. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Realisasi KUR BNI Baru Tembus Rp 1 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler